Cara Menasehati Anak ala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Orang tua, kalau sudah marah atau kesal dengan anaknya, memang mudahnya langsung saja melontarkan kekesalannya.

Apalagi jika si anak dirasa benar-benar keterlaluan melakukan kesalahan. Omelan-omelan yang dilontarkan mungkin dari si ibu yang sambil memasak atau sambil melakukan aktifitas rumah tangga lainnya. Lain lagi dari si ayah, nasehat bercampur amarah dilontarkan sambil menggebrak, melotot atau bahkan memukul. Na’udzu billah min dzalik.

Sabar pada hentakan pertama itu memang perlu dilakukan dimanapun dan ketika berhadapan dengan siapapun. Apalagi kepada anak kita, yang perasaannya juga halus sama dengan manusia dewasa, namun dengan tingkat akal yang masih berbeda. 

Maka, ketika orang tua kesal, sikap yang harus dilakukan pertama kali adalah sabar.

cara menasehati anak

Langkah selanjutnya, coba kita ambil pelajaran dari sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika menghadapi pertanyaan seorang pemuda yang minta izin untuk berzina. Bayangkan! Minta izin berzina!

Kalau kita bayangkan ada anak kita atau anak lain minta izin,

“Ma, boleh gak aku berzina?” atau “Boleh gak saya berhubungan sama si Fulan?”

Mungkin yang langsung muncul di pikiran kita adalah si anak ini bersikap kelewat batas, kurang adab, atau bisa dibilang kurang ajar. Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun merasakan hal yang sama. Mereka langsung menyuruh si pemuda untuk diam dan menghardiknya.

Tapi bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi pemuda ini.

Rasûlullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, Mendekatlah”.

Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.

Setelah itu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memberi pertanyaan yang mudah dicerna dan dijawab dengan cara berpikir si pemuda.

Pertanyaan itu tentang apakah jika si pemuda rela jika ibunya dizinai. Atau ketika anak perempuannya esok hari dizinai. Atau ketika saudari perempuannya dizinai. Atau ketika bibinya dizinai. Dan tentu saja jawaban pemuda tersebut, “Tidak.” Ia tidak rela.

Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan sang pemuda sambil meletakkan tangan beliau di dada sang pemuda. (Hadits riwayat Ahmad, no. 22211; sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Pelajaran apa yang bisa kita ambil ketika menasehati anak:

  1. Sabar. Tidak mudah terpancing emosi, bahkan ketika yang dilakukan anak secara akal orang dewasa adalah sesuatu yang luar biasa tidak beradab atau keterlaluan.
  2. Menasehati dengan posisi dekat dan kondisi tenang. Bukan menasehati sambil mengomel apalagi dilakukan sambil mondar-mandir ke sana kemari. Belum lagi disambi pekerjaan lainnya. Posisi dekat juga memungkinkan kita memandang wajah anak dan menatap matanya. Kondisi tenang agar anak lebih mudah mencerna yang kita katakan.
  3. Mengajaknya berpikir dan merenung sesuai tingkat akalnya. Tidak menggunakan bahasa yang tinggi atau sulit dipahami anak.
  4. Menyentuh badan anak. Hal ini berguna untuk menarik perhatian dan konsentrasinya. Pun juga si anak merasa kita tetap menyayanginya. Karena secara alami, saat orang merasa kesal atau tidak suka dengan sesuatu, tidak ingin bersentuhan dengannya. Dengan ini kita pun harus berusaha melawan ego dan rasa risih itu. Menyentuhnya bisa juga dengan cara memeluknya.
  5. Mendoakan kebaikan untuk si anak.  Dengan ini, anak insya Allah bertambah rasa cintanya kepada orang tua dan semakin menyadari bahwa orang tuanya memang mencintainya dan tetap menyayanginya walaupun ia telah melakukan kesalahan.

Semua ini terkesan mudah, tapi butuh perjuangan saat melakukannya. Semoga kita dimudahkan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari saat menghadapi anak ataupun orang lain yang melakukan kesalahan.

cizkah

Jogja, 13 Agustus 2016/10 Dzulqo’dah 1437 H

Artikel www.ummiummi.com

  • Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.’ Rasulullah bersabda,
    ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhori I/430 no.1223, Muslim II/637 no.926 dan Abu Daud II/210 no.3124).

Referensi: 
Sentuhan Jiwa untuk Anak, Muhammad Muhammad Baderi

Wahai Rasulullah, Izinkan Aku Berzina


http://www.salamdakwah.com/baca-forum/lafazh-hadits—sabar-hanya-pada-awal-musibah—dan-maknanya.html

Ketika Sang Ayah Geram dan Anak Bersikap Acuh

Perilaku orang tua dalam mendidik mencerminkan suatu porsi besar masalah pendidikan anak. Orang tua yang sukses dalam mendidik anak adalah para orang tua yang memperoleh pengalaman mendidik dari anak-anak mereka. Mereka memperolehnya dari anak-anak mereka melalui perkembangan reaksi-reaksi mereka yang mengingatkan agar menahan marah ketika menghadapi perilaku-perlaku buruk anak mereka dan memberinya petunjuk agar berlaku lemah lembut.

Ambillah contoh situasi berikut ini

  • Anak-anak bermain dengan gaduhnya.
  • Ayah mereka menyuruh mereka bermain dengan tenang.
  • Mereka mengacuhkan kata-katanya.
  • Sang Ayah membentak, “Bermainlah dengan tenang atau kalian harus masuk kamar!”
  • Anak-anak menampakkan kepatuhan, “Ya Ayah, kami akan main dengan tenang”, akan tetapi mereka masih saja bermain seperti itu.
  • Sang ayah naik pitam, “Jika kalian tidak tenang juga, ayah hajar kalian!”
  • Anak-anak diam seribu bahasa.

Tetapi, apa yang mereka pelajari? Mereka belajar bahwa ayah mereka sungguh-sungguh hanya ketika mengancam akan memukul.

Dan apa yang dipelajari sang ayah? Ia belajar bahwa anak-anaknya tidak menyimak nasihat; mereka hanya mengerti bahasa “hajar”.

Kedua belah pihak, sang ayah dan anak-anaknya, mempelajari hal yang keliru.

Ambillah contoh lain berikut ini;
Setiap kali Khalid (bocah 5 tahun) pergi bersama ayahnya ke warung sayur, ia meminta sekantong permen. Suatu kali, sang ayah menolak memberinya. Mulailah Khalid mendesak. Sang ayah tetap menolak.

“Tidak, Khalid, ayah tidak akan membelikanmu permen apapun.”

Tak ayal, si bocah mengamuk dan menendang-nendang lantai; mukanya memerah dan tangisnya pecah. Ayahnya mengancam akan memukulnya jika ia tidak berhenti mengamuk dan menangis. Tetapi, Khalid malah menangis semakin keras dan mengejang semakin kencang.

Setiap orang yang ada di tempat itu pun memandangi Khalid dan ayahnya. Akhirnya, sang ayah menyerah dan membelikan permen yang anaknya inginkan.

Nah, apa yang Khalid pelajari dari situasi ini?
Ia benar-benar belajar bahwa ucapan “tidak” sama sekali tidak berarti. Sang ayah telah mengucapkannya lebih dari satu kali, tetapi toh ia tetap membelikan apa yang Khalid inginkan.

Ia juga belajar, apabila menghendaki sesuatu, ia harus mendesak, merengek, menangis dan menendang-nendang lantai; semua perilaku inilah yang membuat sang ayah menyerah dan memenuhi permintannya.

Dan apa yang dipelajari ayahnya?

Ia benar-benar mempelajari bahwa sarana untuk menenangkan Khalid dan cara agar tidak berada dalam posisi sulit di tengah situasi rumit adalah membelikan apa yang Khalid inginkan, apapun itu.

Demikianlah, kebanyakan orang tua berkeyakinan bahwa pasrah dan memenuhi berbagai permintaan anak merupakan satu-satunya sarana untuk memadamkan amarah dan jeritan mereka. Tidak perlu diragukan lagi, ini adalah suatu kesalahan yang memperparah keadaan. Sebab, tatkala kita mengganjar amukan dan rengekan anak dengan hadiah, berarti kita mengajari mereka untuk bertambah marah di masa depan. Akibatnya, perilaku mereka malah memburuk.

 

Sumber: Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita,Dr. Muhammad Muhammad Badri

Apakah yang Anda Lakukan ketika Anak Anda Menangis?

Tahukah Anda kisah batang pohon kurma yang menangis?
Bukan, ini bukan kisah fiktif atau sekedar dongeng pengantar tidur. Kisah ini benar-benar terjadi di zaman nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diceritakan oleh banyak sahabat sehingga mencapai derajaat hadits mutawattir.

Baca selengkapnya Apakah yang Anda Lakukan ketika Anak Anda Menangis?

Buku Pendidikan Islam: Tumbuh di Bawah Naungan Ilahi

tumbuh-di-bawah-naungan-ilahi review buku pendidikan islam

Judul: Tumbuh di Bawah Naungan Ilahi
Judul Asli: آطفال المسلمين كيف ربّاهم النبي الأمين صل الله عليه ص سلم
Penulis: Syaikh Jamal Abdul Rahman
Penerjemah: Ghazali Mukri
Penerbit: Media Hidayah
Cetakan: Pertama, November 2002
Ukuran buku: 14 cm x 21 cm
Isi buku: 343 halaman

Kesimpulan buku ini: recommended in sya Allah

Baca selengkapnya Buku Pendidikan Islam: Tumbuh di Bawah Naungan Ilahi

Bullying & Unschooling

I don’t know where to start….
Perasaan berdebar dan gelisah berlangsung sejak kemarin. Menimpa kami berdua. Aku dan abang.

Beberapa hari yang lalu, aku membaca artikel tentang bullying di group Sunni Homeschooling. Artikel yang cukup panjang. Namun aku membacanya secara keseluruhan. Bukan tanpa alasan. Karena aku ibu dari Ziyad. Aku mengenal karakternya. Ziyad adalah tipe anak yang tidak suka main dengan hal-hal yang berbau kekerasan. Permainan yang sebenarnya tidak umum namun memang seringkali terjadi pada anak-anak. Kalaupun terjadi, Ziyad kemungkinan besar menjadi anak yang terkena bullying. Setelah membaca artikel itu, aku langsung mengirimkan lewat email ke abang.

Gak disangka, kalau itu memang benar-benar terjadi pada Ziyad. Sudah lama! 🙁

Baca selengkapnya Bullying & Unschooling

Sotoy Homeschooling

Setelah merenung beberapa hari dari kemarin…kayanya mo berhenti sotoy ngomongin masalah homeschooling deh hihi…

Masalahnya gini…aku sendiri jadi gak nyaman…Ngelakuin ini itu antara ada bayang-bayang “homeschooling”  yang disukai dan tidak disukai…Kok susah ya menyampaikan apa yang aku maksud.

Maksudnya adalah aku ga harus mengkait2kan atau kemudian menamai semua aktivitas dg “homeschooling” kan?

Mo balik lagi kaya dulu-dulu lah …pokoknya intinya begitu deh…

*lagi masuk angin*

Buah Hatiku Menuju Bulan Ke-24

Insya Allah, tanggal 24 bulan Juli ini, buah hatiku tersayang berumur 24 bulan alias 2 tahun. Tapi seperti ketika ia berusia 1 tahun, kami melewati hari-hari tersebut sebagaimana hari-hari biasanya. Kenapa? Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencontohkan merayakan atau menjadikan hari raya ketika seseorang memasuki tanggal lahirnya. Dan merayakan ulang tahun itu termasuk syiar dari kaum kuffar karena itulah kita gak boleh meniru-niru mereka. “Man tasyabbaha biqoumin fahuwa minhum.” (“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.”). Wal ‘iyyadzu billah. Baca selengkapnya Buah Hatiku Menuju Bulan Ke-24

Tips Penggunaan Diaper

Salam kenal untuk Mamanya Nayla yang menginspirasi tulisan ini 🙂

Sejauh ini, hampir selama satu setengah tahun ziyad menggunakan diaper, alhamdulillah hampir tidak pernah iritasi.

Tipsnya:

  1. Kalau diaper sudah terlihat berat dan penuh, walaupun baru sebentar dikenakan, sebaiknya segera diganti. (Saya pernah ke dokter anak, bahkan disarankan untuk mengganti tiap 3 jam sekali. Tapi saran ini tidak saya terapkan, hehehe, boros!).
    Baca selengkapnya Tips Penggunaan Diaper

Satu Tahun Sembilan Bulan

Alhamdulillah… Ziyad Syaikhan sudah berumur satu tahun 9 bulan 13 hari. Beberapa perkembangannya kok mulai gak tercatat ya. Catatan ini sebenarnya bermanfaat untuk aku sendiri sih. Buat bekal kalau punya yang kedua atau ketiga atau keempat insya Allah, hehehe… Soalnya catatan yang dulu aku tulis di kertas (waktu itu masih nyatet perminggu, karena perkembangan tiap minggu tuh dah banyak banget), masih bermanfaat sampai sekarang. Baca selengkapnya Satu Tahun Sembilan Bulan

Toilet Training Versi 2 (Malam Hari)

Alhamdulillah, setelah satu setengah bulan menjalankan toilet training siang hari, pada bulan Maret ini, Ziyad Syaikhan bisa mulai ‘lepas diaper’ pada malam hari.

Awalnya aku dan suami berniat menjalankan (mencoba) ide frugal yang aku telah posting kemarin (soalnya kami sendiri belum pernah mencobanya). Jadilah kami di awal bulan membeli diaper Mamy Poko dua buah. Perkiraanku, ketika satunya dicuci, paling tidak ada persediaan satu lagi untuk dipakai. Kemudian aku membeli diaper uukuran XL isi 20, jaga-jaga untuk dipakai ketika berpergian.

Malam pertama, aku masih kenakan ke Ziyad diaper Momy Poko tersebut. Ide suami sih ini sebenarnya. Paginya aku buang isi diaper yang sudah kena pipis tersebut, kemudian aku cuci seperti mencuci baju lainnya. Kemudian sambil itu, aku masih menunda sekaligus berpikir bagaimana menerapkan secara enak metode itu. Karena berarti harus ada kain yang diisikan ke diaper. Dan alternatifnya yang paling enak sepertinya mengisi dengan popok. Aku pikir tidak bagus untuk kulit Ziyad kalau langsung kugunakan popok yang sudah aku simpan hampir 1 setengah tahun yang lalu. Mesti ada binatang-binatang kecil yang bersarang di situ. Jadi, aku pikir paling tidak ,aku harus menyetrikanya.

Alhasil, setelah berputar-putar berpikir dan mempertimbangkan semuanya, aku memutuskan, “Sekarang saatnya”, untuk mulai mengajarkan toilet training di malam hari (alias tidak jadi menerapkan metode isi diaper dengan kain tersebut). Pertimbangannya,

1. Tidak nyaman untuk Ziyad.

2. Sama saja pilihannya, yaitu aku harus bangun di malam hari. Baik untuk mengganti kain yang mungkin sudah dikencingi, atau bangun untuk mengantarkan Ziyad ke kamar mandi.

Hasilnya?

Alhamdulillah…Senaaannggg bangetS!! Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Karena pada malam hari (waktu tidur), Ziyad memang jarang pipis. Aku hanya perlu bangun sekali untuk membawanya ke kamar mandi. Membawanya??

Yup, sekedar mengendong, kemudian aku taruh dipangkuanku, kemudian kakinya aku pijakkan ke lantai supaya dia merasakan dinginnya. Hebatnya, Ziyad tetap tidur walaupun aku begitukan. Kemudian aku siram-siram sedikit kaki dan penisnya dengan air. Pipislah dia…Hehehe. Setelah acara siram-siram ke bagian-bagian yang kena pipis dan terciprat, aku bawa lagi ke kamar dan masing-masing melanjutkan tidurnya. Hehehe…

diaper Momy Poko yang satunya sampai sekarang masih belum terpakai lho. Siang hari, misalnya kami ajak Ziyad Syaikhan keluar, ternyata ia tetap tidak pipis (walaupun perginya selama 2 jam). Sampai di rumah, biasanya langsung aku cek, dan ketika bersih dari pipis, langsung aku suruh pipis di kamar mandi. Jadilah diapernya aku simpan lagi. Sudah berapa kali seperti itu. Alhamdulillah, diaper yang kubeli kemarin yang bentuknya celana. Jadi, tidak ada masalah dengan perekat (yang mungkin akan aus kalau berkali-kali dibuka tutup).

Begitulah Ibu-Ibu. Hehehe…Setelah hiruk pikuk di dua minggu pertama toilet training, di bulan kedua ini, alhamdulillah hasilnya sudah dapat dikecap sedikit demi sedikit. Bukan berarti sudah bisa leha-leha (santai) lho. Karena aku tetap menjadwalkan satu jam sekali mengantarkan Ziyad Syaikhan pipis di siang hari. Kemudahannya sekarang adalah Ziyad bisa disuruh untuk pipis walaupun yang keluar sedikit ketika sudah di kamar mandi. Kalau dulu awal-awal, bisa-bisa 10 menit di kamar mandi, kalau Ziyad lagi tidak ingin pipis ya tidak akan keluar pipis itu.

Mudah-mudahan Allah memberi kesabaran untuk meneruskan toilet training ini. Insya Allah kalau Ziyad sudah lancar bicara, ia akan lebih mudah menyampaikan kalau “Uridu an abul ya Ummi…” Hehehe…

‘Ainun Mata, Anfun Hidung, Famun Mulut…

Kemarin ketinggalan mau cerita ini. Alhamdulillah Ziyad Syaikhan juga dah bisa ngenalin beberapa anggota badan.

Untuk kepala, biasanya dia suka nunjuk bagian-bagian tertentu terus ngomong “Aa?”, maksudnya aku disuruh sebutin tu apa. Dimulai dari bagian mata,

“Ainun…mata, anfun….hidung, famun mulut, udzunun kuping, khoddun pipi.”

Kadang ditambah sya’run rambut atau kalau main sama bang Hen, dia nunjuk jenggot, terus si Abi bilang, “Lihyah.”

Nah, kenapa untuk telinga kita sebut kuping. Soalnya kalau kita sebut telinga, Syaikhan langsung mengaum, “AaauummmM…” Heheheh, itu soalnya pas kemarin sempat beli buku tentang binatang-binatang (yang kini sudah habis dirobek tercerai berai), ada bagian gambar singa terus aku bilang, “Singaa…Aaaummmm.” Sampai sekarang jadinya kalau disebut singa, dia menyahut dengan mengaum. Nah, telinga kan terdengar akhirannya sama kaya singa. Ya udah deh, kita ganti kata kuping.

Kemarin ada tambahan kata baru. Buah…tapi dia nyebutnya “Wuuwahhh.” (Sambil mulutnya manyun banget pas bagian “Wu” :P)

Terus, kemarin dia lagi ngoceh-ngoceh, aku sengaja cari kata yang terdekat dengan yang dia ocehkan. Alhamdulillah bisa satu kata baru. “Pinjam”. Tapi dia nyebutnya cuma, “Jem.” Tapi kalau pakai bahasa Arab, insya Allah dia ngerti juga kalau aku bilang, “Ista’ir.” Nanti dikasih deh barang yang ada di tangannya.

Oya, tadi aku mainan sarung kan ya sama Ziyad, dijadikan berbagai permainan. Terus akhirnya aku capek, aku kenakan ke Ziyad (sebelumnya dilipat-lipat sampai seukuran badannya dia). Eh, ternyata dia langsung kesenangan terus sujud bangun sujud bangun. Hihihi…ceritanya sholat tuh. Aku iringi gerakannya dengan kata-kata, “Allahu Akbar…Allahu Akbar.” Tambah senang dia.

Habis itu aku nerusin mencukur kepalanya dia (He eh! Botak). Kemarin kan aku dah potong pendek. Tapi gak rapi potongannya. Terus aku tanya ke bang Hen, apa dibotakin aja. Bang Hen ngiyain. Ya udah deh. Mudah-mudahan badannya gak panas. Soalnya kan biasanya kalo botak jadi lebih dingin. Pas masih bayi banget dulu langsung pilek soalnya.

Toilet Training vs Beserr…

Benar tidak ya tulisannya beser? aw besser?

Ya intinya sering pipis aw yabul…hik hik

Hari ini seharusnya Ziyad masuk hari ke-9 untuk toilet training. Tapi kemarin sempat kepotong 2 hari karena ikut kajian di Pogung, jadi full day pakai diaper.

Hari Ahad, sempat toilet training, tapi cuma bertahan sampai jam 3 karena beser itu. Berhubung si Abi lagi di rumah dan si Umi lagi kecapekan karena kemarin sempat dehidrasi telat minum sampai sore (gak nyadar), jadinya pukul 15.00 dah dikenakan diaper.

Hari ini…nah ini. Gimana ya ceritanya. Soalnya perasaanku juga lagi gundah gulana sama segala macam pikiran, ditambah lagi masalah beser ini.

Kalau selama 5 hari toilet training lumayan bisa dibawa ke kamar mandi setiap 1 jam. Bahkan pernah sampai dua setengah jam baru yabul (dia pipis) dan kebobolannya paling 2-3 kali. Hari ini PARAH! (ni antara mau nangis sama ketawa deh)

Hari ini gak berhasil satu kalipun mengajak Ziyad Syaikhan pipis di kamar mandi. Parahnya lagi, pipisnya gak cuma satu jam sekali. Kadang 20 menit udah pipis lagi. Setengah jam. Pokoknya gak beraturan. Misalnya kira-kira aku mau cepetin ngajak dia ke kamar mandi, ternyata dia dah pipis duluan. Kalau di total-total, dari pukul 10.00 sampai tadi kami bertahan pukul 16.00 wib, dia dah pipis 11 kali!! WUAAAaaAA…Jadi agak sutris.

Yang terakhir yang bikin sutris (stress). Di luar kan hujan lebat, jadi bang hen gak sholat di masjid. Terus bang hen dah siap sholat, aku juga ngambil wudhu sambil mikir, insya Allah nanti setelah sholat mau ngajak Ziyad ke kamar mandi. Soalnya dah setengah jam dari pipis terakhir. Setelah wudhu, aku sempat lihat celananya. “Oh ga pipis ko.”

Baru sholat 2 roka’at, bang hen membatalkan sholatnya, soalnya Ziyad ngeribetin mau duduk di bang Hen. Bang Hen bilang, “Takut pipis.”

Ya sudah. Kita kan sholat di kamar kedua. Di sana ada tumpukan baju yang belum aku setrika. (Rencananya sebenarnya hari ini, tapi tadi bang Hen request desain Mogen-nya diselesaikan). Dan sambil kita sholat, Ziyad main-mainin baju-baju yang ada sampai berserakan dan dia mondar-mandir.

Selesai sholat, aku langsung gendong Ziyad karena khawatir nanti baju-bajunya keburu kena pipis kalau dia sampai ngomol. Dzikir sorenya aku pikir nanti aja insya Allah. Tapi ya itu, pas aku gendong, “HAH! Udah ngompol yah?!”

Bang Hen juga langsung terkesima deh. “Yah…ngompol di mana?”

Terus aku cari-cari tempat yang ada genangannya di kamar kedua. Gak ada tuh. Terus ke dekat dia main terakhir. Wuuaaa….ada. Berarti sudah dari tadi dong pipisnya, cuma gak kelihatan rembesan di celananya.

“Terus berarti tadi pas duduk di abang dah pipis dongg?”

“Yaa, mau gimana”, aku bilang. “Kan tahunya setelah selesai sholat.”

Ni puncak stressnya deh. Setelah itu aku langsung mandikan Ziyad. Ternyata alhamdulillah dia juga ngantuk. Jadi, habis mandi langsung aku nenenin dan bobok. Sambil nenenin, aku mikirin tumpukan kerjaan yang tiba-tiba tambah menggunung. HIKS. Aku cuma bengong dulu aja. Bang Hen ngingetin berkali-kali untuk sabar. Akhirnya Bang Hen pamit pergi ke Pogung.

Alhamdulillah sanggup juga nyuci lagi plus jemurin. (gerimis dikit gpp deh)

Kayaknya mesti memperbaiki lagi metode toilet trainingnya. Harus lebih rajin lagi dan harus lebih sabar lagi. Hehehe..

Tips Memilih Popok; Lampin, Diaper

Sebenarnya lebih tepat kalau tidak dikatakan popok ya? Denotasinya kan kalau popok itu ya kan yang dijadikan alas untuk bayi ketika pipis dan biasanya dikenakan ketika berumur 1-2 bulan.

Untuk tahap awal, aku kasih pilihan berdasarkan yang pernah aku coba ya, diantaranya, diaper bermerk, mamy poko, EQ dry, Popoku, (satu lagi gak pernah lihat di swalayan, dulu aku beli di koperasi Taruna di daerah monjali itupun sepertinya sudah sangat lama, dan gak ingat merknya apa), terakhir adalah Sweety.

Mamy Poko
(kok ga ada webnya ya, mbo Penalette nawarin gih)

Pertimbangan untuk memilih di sini sebenarnya bervariasi. Biasanya untuk orangtua yang berkecukupan, alasan yang paling utama menjatuhkan pilihannya ke salah satu produk adalah karena tidak membuat iritasi. Dan ini jatuh pada produk Momy Poko.

Tapi harganya, Ya Allah. Untuk kita-kita (termasuk aku ya), kalau dikenakan tiap hari pada bayi dan sebulan penuh, budgetnya bisa melebihi budget makan sebulan lho. Aku pakai produk Momy Poko waktu itu Ziyad Syaikhan baru lahir dan mau periksa ke Rumah Sakit Sakina Idaman. Memang bahannya lembut, enak banget dan ada gambar petunjuk kalau panper sudah penuh atau belum (apa ya namanya, lupa aku).

EQ Dry

Ini juga enak bahannya. Pertimbangan tidak memakai ini juga karena harganya masih terlalu mahal jika dihitung secara total sebulan.

Sweety

Bahan dasar luarnya agak kurang enak (lebih ke arah plastik), dibandingkan dengan bahan Popoku. Tapi dayaserapnya lebih banyak dari Popoku. Pilihanku selama ini jatuh pada produk ini. Coba bandingkan harganya dengan panper MamyPoko. Misalnya sebulan kalau pakai Sweety menghabiskan dana Rp 100.000, maka jika menggunakan Mamypoko bisa sampai Rp 400.000 sebulan. WaaaawW!!!! Mending dialihkan buat yang lain ya dananya? Huhuhu

Selama ini alhamdulillah, Ziyad juga (edited)<ins><strong>gak</strong></ins>mengalami masalah pada kulitnya (tidak mengalami iritasi). Mungkin kalau ini, selain faktor bahan diaper, frekuensi pergantian diaper juga mempengaruhi pengaruh terhadap kulit. Walaupun pernah ke dokter anak, dikatakan bagusnya mengganti diaper tiap 4 jam sekali (waduh!), selama ini aku memakai pola penggantian diaper sendiri, yaitu

Pagi hari (sekitar pukul 09.00 wib), setelah mandi pagi, memakai diaper baru.

Sore hari (sekitar pukul 16.00 wib), setelah mandi sore, memakai diaper baru.

Nanti malam hari, sebelum tidur (kebetulan Ziyad Syaikhan tidurnya malam) atau kalau sudah tidur dari sore, ganti diaper baru sekitar pukul 00.00 wib.

Jadi, sehari menghabiskan sekitar 3-4 diaper, jika BAB mesti langsung diganti lho, dan bersihkan benar-benar daerah pantat bayi supaya tidak tertinggal bakterinya. (jangan salahkan diapernya ya, Bu)

Popoku

diaper ini harganya masih di bawah Sweety. Tapi daya serapnya juga jauh di bawah Sweety. Walaupun bahan dasar luarnya enak, lembut dan ada gambar penunjuk kadar wet si diaper. Kalau daya serapnya kurang, otomatis jadi mesti lebih sering ganti dung. Jadi, kalau ditotal sebulan, tetap pengeluarannya nanti lebih besar jika dibandingkan menggunakan diaper Sweety.

Mau Lebih Hemat??

Nah, yang ini rada-rada berbau frugal ya. Yang namanya hidup frugal butuh ketelatenan, niat dan pembiasaan.

Pilihan pertama,

Pakai lampin plastik. Tapi ini gak aku sarankan. Aku sendiri gak pernah pakai ini. Soalnya benar-benar kurang sehat untuk kulit bayi. Kebayang kan kalau kita sendiri pakai yang plastik terus diisi kain, terus dibiarin pipis di situ. Kecuali mungkin kalau sering diganti isi kain di dalam lampin plastiknya.

Pilihan kedua,

Pakai lampin yang mirip bentuk diaper. Kalau pakai isi lampin, kemungkinan besar tetap bocor kemana-mana. (Yang ini aku juga pernah nyoba, dan kurang berhasil, tapi kemudian dapat saran dari Uswah). Sarannya, isi lampin dikasih kain biasa. Tapi sepertinya ini juga cocoknya kalau si bayi masih belum bisa kemana-mana. Kasihan sekali melihat daerah pinggangnya penuh terisi kain.

Pilihan ketiga,

Beli diaper yang agak mahal, seperti Mamypoko sekedar 2 atau 3 buah. diaper ini, perekatnya walaupun sudah dibuka tutup berkali-kali tetap bisa tahan. Nah, cara frugalnya adalah, isi diaper dikeluarkan. Dan kemudian untuk penadah ompolnya,tetap dikasih kain seperti cara pertama dan kedua. Kelebihannnya mungkin karena bahannya lebih enak ya. Nanti, diapernya setelah dipakai, bisa dicuci lagi bersamaan dengan kain di dalamnya kemudian dijemur dan dipakai lagi setelah kering.

Pilihan keempat,

Gak pakai diaper. Hah? Yap. Gak pakai diaper. Insya Allah bisa kok. Tapi ini nanti dikaitkan juga dengan toilet training ya, supaya meringankan beban ibu. Ada masa yang tepat untuk melatihnya. Ada juga efeknya jika terlalu cepat. Semoga bisa ditulis di artikel yang lainnya. Aamiin

Jah dan Jajah…

Sebenarnya maksudnya Jam dan Gajah. Dua kata yang baru bisa dilafalkan oleh Ziyad Syaikhan. Hehehe…

Sebenarnya sudah dari bulan kemarin. Tapi apa daya, dah tau alasannya kan kenapa jarang posting. ^_^

Sekarang ini masuk hari ke-4, mengajarkan Ziyad menyadari kalau dia itu pipis. Hari pertama dan kedua masih gak nyadar. Dan masih sering suka kebabaslan (ngompol). Hari ketiga…ya masih rada-rada. Tadi malam tapi aku dah gak enak badan, jadinya jam 21.30 wib, setelah ngajak dia pipis di kamar mandi tapi gak pipis-pipis, aku pakaikan panpers lagi. Jam 22.10 wib, tiba-tiba Ziyad yang masih main-main melihat ke bawah.

“Kenapa sayang…? Pipis ya?”

Waktu aku pegang panpersnya terasa hangat. Hihihi…berarti dia sudah mulai sadar waktu pipis. Hari ini dah dua kali berhasil nyuruh dia ngeluarin pipisnya di kamar mandi. Frekuensinya kalau siang hari, 1 jam sekali.

Alhamdulillah kalau tidur sore, walaupun 3 jam tidur, dia ga ngompol.

Masih harus berjuang. Mudah-mudahan bisa cepat lepas dari panpers ya nak…Aamiiin

Kenapa Jarang Posting

Ya karena qudroh (kemampuan) tidak sesuai dengan irodah (kehendak). Begitulah manusia beserta kelemahannya. Keduanya adalah makhluk Allah. Namun bukan berarti manusia seperti robot, yang tidak dapat menentukan apa yang hendak dilakukannya, dan juga bukan berarti, manusia itu bebas berkehendak dengan alasan memang itulah yang ditakdirkan.

Balik lagi…kenapa jarang posting.
Soalnya…
1. Njalanin kewajiban sebagai istri dulu dung. Mo bela-belain bisa ngisi blog dsb, tapi ga bisa masuk surga karena hak suami terlalaikan? Ga mau dung aku. Jadi…aku berusaha menjalankan kewajiban utama aku dan salah satu bentuk ibadah aku yg paling utama yang bisa aku kerjakan agar bisa dimasukkan ke surga. Aaamiiin. (haditsnya tunggu tulisan di muslimah.or.id aja ya. Insya Allah

2. Njalanin tanggung jawab sebagai ro’isah (pimpinan) di rumah. Yaitu buat anakku dan rumah itu sendiri yang menjadi amanah apalagi ketika suami tidak di rumah. Aku harus berusaha membimbing dan menjaga sang buah hati. Ujung-ujungnya…ya buat bekal akhirat juga dung. ^_^

Intermezo di bagian ini:
Manusia itu emang kalo ga sadar akan tujuan hidup ini, semangat mengerjakan apa-apa itu beda lho. Dan akan sangat berarti bila telah tahu tujuan hidup (yaitu beribadah kepada Allah), semuanya jadi terasa ga sia-sia insya Allah. (makanya postingan ini tuh di luar kontek ya. Soalnya itu juga termasuk takdir yang telah ditetapkan buat kaum wanita hehehe).

Contoh simple adalah, ketika aku (yang suka bersih-bersih), mulai rajin nyapu pekarangan, biasanya semangatnya sekedar nanti halaman jadi bersih. Tapi ketika tahu bahwa itu adalah termasuk bentuk ibadah yang dicintai dan disarankan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam (karena untuk membedakan kita (kaum muslimin) dengan Yahudi), Wah…semangatnya buedaaa banget. Rasanya jadi tambah bahagia ketika menyapu dan melihat pekarangan bersih. Ya Allah, semoga Engkau memberiku pahala atas pekerjaan menyapuku itu. Sungguh Islam itu indah. *mo nangis*

3. Sibuk sama proyek ndesain. Alhamdulillah bulan ini harus nyelesain dua desain dari mockup sampai XHTML. Terus juga masih ada tanggungan ngasih 2 desain kaos buat kaosmogen.com (lho blom launch ya webnya. Hehehe). Kemarin sibuk bikin buat web sendiri sama bikin buat penalette yang different dari desain-desain seblumnya. Alasan di sini juga jadi alasan kenapa web sendiri juga ga bener-bener baik isi dan tampilannya. heheheh

4. Harus selalu ada waktu untuk nulis di muslimah.or.id. Mudah-mudahan jadi bekal yang tak terputus sampai hari akhir nanti. Aamiin. Yang ini lebih berat daripada yg lain, karena mesti muthola’ah juga. Ya Allah mudahkanlah dan berkahilah waktuku dan waktu para penulis muslimah.or.id yang lainnya. Aaamin.

5. Asyik di dapur! Ini bawaan dan naluri sebagai wanita ya. 😛 Kemarin alhamdulillah, bang hen akhirnya ndownloadin blognya pak budi. Jadi, kayanya maraji’ buat ngedapur adalah keluarganugraha dan keseharian plus pak budi ini. Yang lain masih kurang cocok eee.

Sisanya adalah istirahat dan bercengkerama bersama suami dan buah hati.
Sebenarnya ada target-target lain yang aku dan bang hen rencanakan. Nulis buku sama kemarin dapet satu ide yg aku semangaaaaaaat banget buat ngerjainnya (rahasia dulu ya, namanya juga ide). Tapi ya itu. Pelan-pelan deh. Pingin juga nulis tutorial, tapi insya Allah setelah selesai tanggung jawab amanah yang lainnya. 🙂