Review Buku Parenting Islam, “Modern Islamic Parenting”

Membaca bab awal buku ini, saya pikir buku ini biasa saja. Bahkan cenderung terlalu klise. Tapi saya meneruskan membaca karena memang isi bukunya ringan dan kalimat-kalimatnya mudah dicerna.

Namun makin ke dalam saya menemukan berbagai ilmu tambahan tentang bagaimana bersikap kepada anak – dan semoga saya selalu ingat ketika harus mempraktekkannya 🙂 -.

Buku ini dari awal terkesan ringan di baca karena tidak terlalu tebal. Sampulnya soft cover. Dari awal sudah dapat dirasakan ringannya karena penulis selalu membagi bahasan dibatasi dengan judul yang hanya terdiri dari beberapa paragraf pendek atau membahas topik tertentu dengan poin-poin.

Baca selengkapnya Review Buku Parenting Islam, “Modern Islamic Parenting”

Antara Membentuk Kepercayaan Diri dan Mendidik Hal Lainnya…Yaitu..

Ada diskusi sama teman-teman, salah satunya tentang membentuk kepercayaan diri dengan cara membiarkan mereka melakukan pekerjaan yang bisa mereka lakukan. Sumbernya dari buku Modern Islamic Parenting.

Masalahnya, kadang anak melakukan suatu pekerjaan tapi kitanya kan masih ragu-ragu ya. Apa bersih, apa bener, apa begini dan begitu.

Contohnya banyak, misal mandiri sendiri, cebok sendiri, ngepel, nyapu, cuci piring.

Kalo dari yang terjadi sehari-hari di rumah kami seperti ini. Contoh kasusnya: mandi.

Dilihat dulu apakah si anak sebelumnya udah pernah diajarin atau belum tata cara mandi yang bener hehe. Misal gosok giginya gimana, terus abis itu siram badan, gosok sabunnya gimana. Nyiram badannya gimana, mukanya gimana, nyiram telinga gimana, punggungnya gimana dst.

Kalau memang anaknya udah diajarin sebelumnya gimana mandi yang benar, maka untuk selanjutnya insya Allah gpp terkadang dimandiin lagi atau nanti satu saat diajarin lagi. Apalagi kalo masih baru-baru belajarnya dan usia si anak memang masih layak untuk diajarin.

Baca selengkapnya Antara Membentuk Kepercayaan Diri dan Mendidik Hal Lainnya…Yaitu..

Kegiatan Ziyad Bulan Ramadhan; Libur Belajar Sekolah…Terus Ngapain?

Ziyad (9th) sudah mulai puasa penuh sejak umur 7 tahun alhamdulillah. Berarti ini puasa tahun ke-3 untuk dia. Momen dia belajar full puasa itu kan juga di tahun yang sama pas dia mulai homeschooling tingkat SD. Nah…berdasarkan pengalaman selama 2 tahun kemarin, proses belajar formal di rumah itu berkurang drastis kalo:

  1. Pas ada nenek kakek/oma opanya datang atau
  2. Pas bulan puasa, karena ketika puasa, waktunya jadi berasa sempiiit banget.

Kalau kedua sebab itu barengan ada, berarti lebih-lebih lagi kan hehe.  Karena 2 tahun kemarin ada mertua di sini pas lagi bulan puasa.

Ramadhan Kali ini

Nah, karena Ramadhan kali ini gak ada mertua, aku pikir bisa tetap belajar sedikit-sedikit. Jadi, pas hari-hari awal, masih sempat belajar sedikiiit. Kayanya cuma aku kasih soal-soal atau ngerjain tugas.

Baca selengkapnya Kegiatan Ziyad Bulan Ramadhan; Libur Belajar Sekolah…Terus Ngapain?

Review Buku Bulan Juli ; 1111 Pertanyaan dan Jawaban National Geographic Kids dan lainnya)

Sudah lama, setiap habis beli buku, aku berencana untuk ngereview buku yang kami beli. Tapi sering ketunda karena aku nunggu mana sih buku yang recommended. Tapi karena ditunda dan kesannya nunggu sempurna, akhirnya malah gak jadi-jadi hehe.

Aku pikir, aku coba mulai bulan ini ngereview singkat buku-buku yang kami beli ya. Sekalian positif atau kurangnya dari si buku. Jadi gak mesti recommended. Semoga bermanfaat.

Toko Buku

Oh ya, kami biasanya beli buku ganti-ganti. Di Toga Mas, Gramedia atau Social Agency. Tapi paling sering di Toga Mas. Pertama karena buku-bukunya semuanya dapat diskon 10%-15%, kedua karena gak kalah lengkap dengan di Gramedia. Kalau di Social Agency, pilihan buku anaknya terbatas. Di Gramedia biasanya untuk mendapatkan buku yang gak ada di Toga Mas. Satu lagi yang kadang — tapi jarang kita kunjungi adalah toko buku Gema Insani Press.

Budget

Karena kami gak bayar SPP tiap bulan,  kami anggap pengeluaran untuk buku ini adalah SPP-nya anak-anak hehe. Pritilan beli pernak-pernik belajar bulanan juga masuk agenda, misal beli balon, plastisin, kertas, pena dll.

Ziyad sekarang udah bisa nentuin sendiri buku yang dia pingin beli. Thoriq juga kadang-kadang. Tinggal di-approve atau engga sama aku dan abang hehe. Biasanya aku tetap nyariin buku yang cocok buat mereka masing-masing.

Baca selengkapnya Review Buku Bulan Juli ; 1111 Pertanyaan dan Jawaban National Geographic Kids dan lainnya)

Ketika Merasa Cucu tak Disayang Mertua

Perasaan ini bisa muncul kapan pun, dimanapun karena dengan sebab apapun. Pun juga tidak tidak mesti terjadi dari sisi mertua, bahkan orang tua sendiri pun bisa.

Si A misalnya, sebagai anak, ia sendiri merasa memang bukan anak kesayangan orang tua. Akhirnya ketika ia punya anak, ia merasa anaknya pun diperlakukan biasa-biasa saja.

Atau si B, yang mengharapkan anaknya ditimang-timang oleh sang mertua. Diberi hadiah berupa apapun. Tak mesti mahal, tapi cuma ingin tahu anakku diingat tidak oleh mertua, katanya. Tapi harapannya tak kunjung datang.

Dan masih banyak perasaan lain yang banyak jenisnya. Yang jelas intinya sama, mertua/orang tua tidak sayang cucu.

Lalu, bagaimanalah ini? Apakah perasaan ini salah? Kalau iya,  bagaimana cara menepisnya?

Kita sebagai Anak atau Menantu

Alhamdulillah, kita diberi tuntunan syari’at yang sangat jelas tentang kewajiban sebagai anak. Dan ini berlaku juga sebagai menantu.

Karena peran kita sebagai istri, adalah juga membantu suami untuk melakukan kewajibannya kepada orang tuanya.

Kita memang memiliki hak untuk mendapatkan kasih sayang. Tapi yakinlah, secara fitrah orang tua sudah mencurahkan segenap kasih sayangnya sejak kita kecil. Bahkan doa untuk orang tua yang kita amalkan adalah agar Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita di waktu kecil.

Maka, pada saat perasaan resah gelisah ingin agar cucu (anak kita) mendapat perhatian lebih dari mertua, cenderungkanlah hati untuk mengingat kewajiban kita sebagai anak, yaitu berbakti kepada orang tua.

cucu-tak-disayang-mertua

Akan lebih baik lagi jika kita memikirkan bagaimana kitalah yang menunjukkan kasih sayang dan perhatian itu kepada mertua atau orang tua.

Akan lebih baik lagi jika kitalah yang memberikan hadiah kepada mereka.

Akan lebih baik lagi jika kita berusaha mendapatkan surga dengan berbuat sebaik-baik apa yang bisa kita perbuat untuk mereka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]

Tips Menghilangkan Perasaan Sedih karena Merasa Cucu Tak Disayang Mertua/Orang tua

  • Ingat kewajiban utama kita, yaitu bakti kepada orang tua.
  • Ingatlah bahwa yang lebih pantas, kitalah yang memperhatikan mereka. Karena kita tidak mungkin membalas budi baik mereka. Aneh jika kita kemudian malah mengharapkan mendapat tambahan budi dari dari mereka.“Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya.” (HR. Muslim no. 1510)
  • Biasakanlah diri kita untuk tidak mengharapkan balasan ketika melakukan kebaikan untuk orang lain. Baik itu hal yang sifatnya materi atau non materi. Apalagi ini adalah orang tua kita sendiri atau orang tua suami kita. Ingatlah apa yang kita harapkan adalah keridhoan Allah.
    “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insan: 9).
  • Buang pikiran negatif (rasa was-was) dan biasakan berpikir positif. Was-was itu dari setan. Jika muncul perasaan ini, cobalah dengan membaca surat al-mua’awadzatain (surat Al-Falaq dan An-Naas).
  • Jangan “menularkan” perasaan negatif ini kepada pasangan atau bahkan ke anak kita sendiri.
  • Fokuslah untuk memberi perhatian kepada anak dan tidak mengharapkan orang lain yang memberi perhatian :).
  • Jadikan pikiran kita saat ini menjadi bekal kita bersikap di masa depan. Bukankah kita esok insya Allah juga akan menjadi nenek?

Semoga bermanfaat.

cizkah
Jogja, 5 Syawal 1437 H/11 Juli 2016

Artikel www.ummiummi.com

Judinya Anak-Anak

 

Sebenarnya, Ziyad (9th) udah pernah dijelasin tentang judi. Tapi memang jenis permainannya beda dengan yang terjadi kemarin. Judi yang aku jelasin lebih ke permainan tepok-tepokan, gundu. Semuanya itu gak pake uang. Tapi kalo main terus mereka nanti ada yang “ngambil” mainan temannya karena “menang”, maka itu judi. Wajar sih kalo Ziyad belum ngerti. Kadang, kita sendiri sebagai orang tua masih bertanya-tanya atau baru tahu kalau ternyata permainan yang ini atau yang itu haram.

Satu sore menjelang Ashar di bulan Ramadhan ini,  Ziyad ngasih tahu, “Mi, nanti minta 1000 ya. “H” mo ngadain kuis di rumahnya.”

“Kuis apa?”

Baca selengkapnya Judinya Anak-Anak

Karena Thoriq Suka Masak…

Tadinya, aku pikir, riwayat per-baking-an ku berakhir atau bakal terbengkalai sejak Ziyad homeschooling plus berbarengan dengan lahirnya Luma. Memasak pun lebih banyak beli lauknya setahun terakhir pas abang kuliah. Karena waktu makannya jadi diburu dan harus disesuaikan dengan waktu abang harus berangkat ke ma’had. Warung dekat rumah yang cuma beberapa langkah kaki jadi andalan.

Baca selengkapnya Karena Thoriq Suka Masak…

Video Doa Buka Puasa Sahih untuk Anak-Anak


Apa yang kita dengar sedari kecil belum tentu benar. Bisa karena ilmu pengetahuan kita yang terbatas, bisa juga karena ilmu pengetahuan itu sendiri yang berkembang berdasar penemuan terbaru.

Contohnya jumlah planet di Galaksi Bimasakti (Milky Way).

Dalam urusan syariat, seringkali doa yang kita ketahui lebih karena sering di dengar dan pada umumnya dibaca (ilmu pengetahuan kita terbatas). Kita jarang (atau tidak pernah) diperkenalkan dengan yang namanya hadits sahih atau palsu atau dhoif.

Alhamdulillah, sekarang, pengenalan dan pemahaman tentang pentingnya hadits sahih untuk beramal semakin dikenal. Sehingga kita bisa memperkenalkan doa-doa kepada anak kita, sesuai yang diajarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Salah satunya adalah doa berbuka puasa. Ternyata doa yang biasa kita lafalkan atau dengar di waktu kecil, yaitu doa “Allahumma lakasumtu…” bukan merupakan doa yang sahih dari Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Adapun doa yang sahih dari Rasulullah shalllahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Artinya:

“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.”

(HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani).

Doa ini dibaca setelah berbuka. Adapun ketika berbuka, membaca doa sebelum makan seperti biasa, yaitu dengan bacaan “Bismillah”.

Nah, supaya anak-anak lebih mudah menghafal doa ini melalui audio dan visual, (sebagaimana kita juga dulu terbiasa mendengar doa ini dari televisi :)), yuk perdengarkan doa ini melalui video yang dibuat khusus untuk anak-anak ini.

Semoga bermanfaat.

cizkah
Jogja 21 Juni 2016/16 Ramadhan 1437

Artikel www.ummiummi.com

The Sweetest Word…

Romantis itu, apa yang bisa bikin hangat hati.

Udah pernah cerita kan ya, kalo Abang tu bukan tipikal yang romantis ngasih hadiah bunga. Kayanya selama 10 tahun nikah, cuma 2x ngasih aku bunga. Pertama, karena aku minta beliin hag hag hag. Dan yang aku minta waktu itu bunga Anggrek. Aku lebih suka bunga Anggrek daripada bunga Mawar. Baunya lebih enak ketika terpajang di rumah. Terus, kali lain pas aku minta beliin bunga Sedap Malam. Lupa kenapa waktu itu minta. Apa karena lebaran atau apa yah..yg jelas gak tepat pas lebaran. Rumahnya biar bau wangi bunga segar. Ternyata pas pulang, selain bawain bunga sedap malam, abang juga bawain mawar. Cieeh…

Baca selengkapnya The Sweetest Word…

Tips Mengkhatamkan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan untuk Ibu-Ibu; Spesial untuk Tips ke-5 (Disertai Video)

Alhamdulillah, Allah masih mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan kali ini. Bulan ini begitu spesial karena banyak hadits yang menunjukkan pahala yang berlipat ganda untuk amalan ibadah di bulan ini.

Salah satu amalan ibadah yang utama untuk dilakukan di bulan ini adalah membaca Al-Qur’an. Dari contoh teladan kita nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pemimpinnya para malaikat yaitu Jibril ‘alaihissalam, menyetorkan bacaan Al-Qur’an di bulan ini (mengkhatamkannya). Contoh dari para generasi terbaik umat ini, yaitu para sahabat rodhiallahu ‘anhum dan orang-orang shalih yang datang sesudahnya pun menaruh perhatian khusus untuk membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan ini.

Lalu bagaimana dengan kita ibu-ibu? Apalagi yang anak-anaknya masih usia balita.
Yang pekerjaannya hampir tak pernah henti. Yang rasanya masih kurang 24 jam untuk menyelesaikan semua pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga dan keluarga? Apakah kita masih bisa meraih dan mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan yang penuh berkah ini?

Baca selengkapnya Tips Mengkhatamkan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan untuk Ibu-Ibu; Spesial untuk Tips ke-5 (Disertai Video)

3 Pilihan Masjid untuk I’tikaf Keluarga di Jogja

Pas dipostingan tentang awal aku hamil, aku sempat tulis rencananya pingin hamil setelah lebaran. Salah satu sebabnya sebenarnya pinginn banget bisa i’tikaf bareng sama keluarga. Maksudnya, kalo memang gak sama anak-anak gak mungkin, berarti ya sama anak-anak. Udah ngomong sama abang juga jauh-jauh hari. Sebenarnya pingin juga dari kemarin-kemarin, tapi biasanya pas ada mertua di Jogja, atau pas aku mudik ke Jakarta, atauu…pas aku lagi hamil muda yang kondisi fisik aku pasti super weak hehe.

Nah, walaupun hamil, tetap menyimpan asa itu. Kemarin tanya ke teman-teman di whatsapp. Ada beberapa alternatif pilhan di Jogja. Ga tau nanti bisa terwujud apa engga, yang penting tau infonya dulu :D.

  1. Masjid Nurul Fikri di Deresan
  2. Masjid Syuhada
  3. Masjid UII di Kaliurang atas.

Baca selengkapnya 3 Pilihan Masjid untuk I’tikaf Keluarga di Jogja

Percakapan Ibu-Ibu dengan Aku yang Bercadar

Alhamdulillah bisa ikutan puasa kali ini. Yang lebih bersyukur lagi adalah bisa full masak, gak pake beli di luar. Buat bukaan, sahur, nyiapin minuman berbuka dan makanan tambahan pasca sholat tarawih sendiri. Seneng banget walaupun sajiannya sederhana tapi insyaallah lebih sehat dan bikin selera makan dibanding beli lauk di luar. Yang pasti lagi, ya lebih hemat.

Nah, tapi kan gerak aku terbatas banget untuk belanja. Padahal warung sayur dekat rumah ternyata stock selama bulan puasa ini lebih sedikit daripada bulan-bulan biasa. Plus lagi, banyak bahan makanan yang cuma bisa aku dapatin di swalayan. Misal daging giling atau gurami hidup.

Akhirnya ngajak abang Sabtu ini ke swalayan. Berangkat cuma ngajak Luma. Ziyad sama Thoriq – yang lagi kurang enak badan – ditinggal di rumah. Luma pakai rok batik warna merah hasil beli di Beringharjo. Plus jilbab Jersey warna coklat muda. Lucu banget masya Allah.

Baca selengkapnya Percakapan Ibu-Ibu dengan Aku yang Bercadar

Tips Flashcard Anak Tetap Awet, Tak Mudah Hilang (Foto dan Video)


Ring ini bukan gantungan kunci. Namun, memang murni ring besi multi fungsi yang mudah dibuka dan ditutup kembali.
Mudah di sini maksudnya bagi orang tua. Jadi, jangan khawatir. Buah hati Bunda tidak mudah membukanya insya Allah.

Ring ini bisa biasanya bisa didapatkan di toko craft atau toko alat jahit. Bisa dicoba juga di toko alat tulis.

ring-besi

Ring ini sangat berguna karena

  1. Kartu bergambar yang sifatnya berurutan akan tetap tertata dan tidak harus kita susun setiap kali kita ingin mengajarkan kepada anak.
  2. Kartu bergambar yang sifatnya acak pun tetap akan tersimpan. Saat hendak digunakan bisa dibuka dan baru dimainkan. Semisal kartu bergambar berpasangan yang dimainkan untuk permainan memasangkan (matching games).

Tips untuk membolongi kartu:

  1. Bunda tidak perlu melaminating kartu bergambar/flashcard. Biasanya flashcard sudah menggunakan bahan kertas yang cukup tebal sehingga tidak mudah robek. Kecuali memang ditarik oleh anaknya hehe. Tapi dalam hal ini, yang menggunakan kartu biasanya adalah orang tua. Baik saat mengajarkan, maupun saat penyimpanan. Utamanya karena biasanya anak yang menggunakan flashcard berusia di bawah lima tahun. Adapun ketika anak dapat menggunakannya secara mandiri, insya Allah mereka juga tidak akan menariknya dan tahu bagaimana menggunakannya.tips-flashcard-awet
  2. Beri jarak dari pinggir flashcard  agar tidak mudah robek saat flashcard sering digunakan. Biasanya jika sering digunakan, lubang akan membesar. Maka perhitungkan letak lubang yang hendak Bunda buat.puncher-pembolong-kertas

    tips-flashcard-awet-ummiummi
    Bisa digunakan untuk flashcard lain yang mudah tercecer karena menggunakan ring kawat terbuka (lihat video untuk lebih jelasnya)

     

Catatan:
Untuk yang berada di Jogja, saya membeli ring ini di PROGO. Di bagian alat jahit (letaknya di dalam bagian alat tulis).  Alternatifnya, Bunda bisa membeli di toko JOLIE toko craft di jalan Diponegoro atau Bella Craft (letaknya dekat dengan Progo dan Pasar Beringharjo).

Video:

cizkah
7 Juni 2016/2 Ramadhan 1437

Perkembangan Kehamilan Si Kembar 15 Minggu 5 Hari

Biasanya di setiap kehamilan, aku memang udah kaya orang nunggu gajian deh kalo pas nungguin jadwal periksa. Tapi ini rasanya lebih lambat banget waktu berjalan. Tadinya saking pinginnya periksa, mau periksa di minggu 15 aja. Tapi masih bisa terlewati.

Kehamilan yang dulu-dulu, aku selalu nandain kalender setiap minggu biar ketahuan ini udah masuk minggu berapa. Biar gak usah ngitung-ngitung lagi dari awal setiap kali pas pingin tahu. Dan selalu suka banget baca artikel tentang perkembangan janin per minggu atau perbulan. Padahal udah hamil berapa kali ya :D. Aku pikir, di kehamilan yang ini…mungkin aku bisa gak kaya gitu. Soalnya kadang bikin jadi serba salah sendiri heheh. Susah jelasinnya.

Baca selengkapnya Perkembangan Kehamilan Si Kembar 15 Minggu 5 Hari

Resep Ayam Jahe Kukus

Sejak menyadari pentingnya menjaga kesehatan dari segi makanan. Saat memasak saya berusaha meminimalisir hasil masakan yang digoreng. Tidak sempurna, hanya meminimalisir.

Misalnya untuk olahan yang butuh dua kali proses masak, digoreng baru kemudian diolah lagi seperti ayam cabai hijau bumbu padang, atau balado terong, Maka saya lebih memilih mengukus ayam/terong dibandingkan menggorengnya terlebih dahulu.

Maka saat mendapatkan resep olahan masakan yang tidak digoreng, itu menjadi satu kebahagiaan bagi saya. Salah satunya adalah resep ini.

resep-ayam-jahe-kukus

 

Bahan:

  • ½ kg ayam (bagian sayap atau paha atas)
  • 2 cm jahe, iris tipis
  • 1½ sendok teh kecap ikan
  • ¼ sendok teh garam
  • 3 tangkai daun ketumbar (karena tidak selalu bisa mendapatkannya, saya ganti dengan daun seledri. Insya Allah kandungannya juga bagus).

Cara membuat:

  1. Lumuri ayam dengan kecap ikan dan garam. Diamkan 15 menit.
  2. Tata sebagian jahe di dasar pinggan tahan panas.
  3. Tata ayam di atasnya.
  4. Taburkan sisa jahe di atas ayam. Taruh daun ketumbar/daun seledri.
  5. Kukus 45 menit di dalam pengukus yang sudah dipanaskan di atas api sedang sampai matang.

Selesai…mudah dan praktis insya Allah.

Saat awal dikukus, tidak perlu khawatir bila terlihat kering tak berkuah. Hasil akhirnya akan berkuah insya Allah.
Dimodifikasi dari resep di buku Sedap Khusus Pemula edisi 61/XII/2011.

* Foto di atas diambil saat baru setengah matang :).

cizkah
1 Juni 2016/25 Sya’ban 1437