Rumus Pertama: Ingat Tujuan Hidup
Ingat bahwa tujuan hidup kita…adalah beribadah kepada Allah. Kita ini HAMBA-Nya
Yah..kok gini? Gak happy banget kesannya ya?
Tapi memang begitu adanya.
Ini yang justru menentukan kita bahagia apa engga. Karena Allah memang menciptakan kita untuk beribadah kepada-Nya (lihat Q.S. Adz Dzariyat: 56)
Masalahnya, kenyataannya orang menjalan hidup logikanya suka kebalik-balik. Yang dikasih tahu sama Allah malah dianggap menyusahkan atau mengekang.
Dia – orang yang lupa tujuan dia diciptakan – ingin menjalani kehidupan dengan cara dia. Akhirnya – sebenarnya – dia lupa diri. Gak ada lagi arah hidup. Tujuan hidup.
Kesannya sih bahagia. Menjalani semua bebas. Bergaul bebas. Pakai baju juga bebas.
Kebebasan ini tapi jadi semacam candu. Makin pingin bebas sampai level tertinggi. Akhirnya bosan dan gak sampai di titik benar-benar bahagia dengan kebebasan itu. Ujung-ujungnya gak bahagia kan?
Yang paling penting, kalau sudah sadar memang kita diciptakan untuk jadi hamba-Nya adalah patuh sama semua yang udah diatur sama Allah dan Rasulnya.
Ibadahnya harus sesuai sama yang diatur oleh yang menciptakan kita. Bukan asal melakukan sesuatu kemudian menganggap itu “ibadah”. Lagi-lagi, kalau seperti itu, akhirnya sebenarnya gak bahagia. Malah bisa jadi menyusahkan diri sendiri.
Rumus Kedua: Ikhlas
Menjalankan ibadahnya itu ikhlas karena Allah. Bukan karena orang lain. Bukan biar keren. Bukan biar “dianggap”. Bukan biar dapat follower banyak.
It’s not easy.
Ini harus terus menerus diingat. Karena ini perkara hati. Bukan perkara lisan seperti, “Gue ikhlas” atau “Iya lah gue ikhlas!”
Rumus Ketiga: Sabar dan Syukur
Dalam menjalankan ibadah dan proses lainnya di dunia, dijalankan dengan sabar dan syukur. Menjalankan tiga rumus pertama ini memang gak mudah. Makanya kita butuh rumus berikutnya; minta tolong sama Allah.
Rumus Keempat: Minta tolong sama Allah.
Semua aktifitas kita, minta tolong sama Allah. Supaya dipermudah. Supaya gak mengandalkan kemampuan kita semata. Makanya ada doa supaya dimudahkan beribadah, berdzikir dan syukur kepada Allah.
Contoh doa yang mudah ada dalam dzikir yang dibaca setiap pagi dan petang.
Rumus Kelima: Berkah
Apa-apa yang kita lakukan itu, yang kita cari adalah berkahnya.
Cari rezeki yang berkah. Minta umur panjang yang berkah. Minta harta yang berkah. Punya kendaraan yang berkah. Punya waktu yang berkah. Begitu seterusnya.
Makanya kalau sudah mulai terseret mau ikut-ikutan ini dan itu, coba diingat-ingat lagi, ini bakal berkah ga. Kalau udah ga berkah, semuanya jadi serba sempit. Akhirnya bikin gak bahagia.
Kesimpulannya, cari kebahagiaan = cari keberkahan dalam hidup.
Rumus Keenam: Menjadi Manusia yang Bermanfaat
Kalau sudah bisa menjalankan hal-hal di atas dengan baik, maka hal lain yang bisa bikin bahagia adalah berusaha supaya yang kita lakukan itu bermanfaat juga buat orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Melakukan sesuatu yang bermanfaat ini bukan berarti melakukan sesuatu yang luar biasa. Akhirnya jadi terkenal. Manfaat yang kita berikan untuk orang lain itu gak berbanding lurus dengan keterkenalan kita di mata manusia.
Hal kecil saja. Sederhana saja. Semampu kita.
Rumus Keenam: Tidak Menganggu Orang Lain
Semuanya yang kita dijalaninya di atas, jangan sampai ganggu orang lain. Bahkan ketika kita menjalankan ibadah. Apalagi kalau menjalankan perkara dunia lainnya.
Karena balasan amal itu sesuai amal yang dilakukan. Bikin orang lain gak bahagia, kemungkinan besar balasannya kita juga bakal gak bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahin supaya memelankan suara bacaan Al-Qur’an ketika ada orang lain yang sholat. Mencontohkan memelankan suara salam ketika ada yang tidur. Tujuannya biar gak ganggu. Ini contoh gangguan dalam bentuk fisik.
Gangguan mental tentu saja juga termasuk gak boleh. Gangguan mental itu biasanya dari lisan. Menjelekkan, menjatuhkan atau mempermalukan seseorang. Itu gangguan mental.
Memberikan nasehat gak termasuk di dalamnya ya. Apalagi nasehat dengan hikmah. Kalau orang kesal nerima nasehat itu bukan salah dari pemberi nasehatnya.
Yang juga termasuk gangguan mental itu, kalau orang punya hutang gak bayar-bayar. Ini menyakiti banget perasaan orang. Karena harta orang lain berarti udah dia ganggu. Padahal harus jaga berapa hal dari seorang muslim kan. Salah satunya harta.
Rumus-rumus ini berlaku secara umum dalam kehidupan
Dalam kehidupan pribadi
Kehidupan rumah tangga
Pekerjaan
Pendidikan anak
Lingkungan
Sederhana saja. Mungkin ada rumus-rumus lainnya yang bisa dicantumkan di sini. Tapi coba, diingat-ingat aja yang ini ketika kita menemukan ketidakbahagiaan dalam kehidupan kita. coba balik lagi ke “rumus-rumus” di atas.
Contoh praktek dalam kehidupan sehari-hari:
Ingat bahwa semuanya dilakukan untuk ibadah. Masak untuk ibadah. Nyebokin anak ibadah. Nemenin anak tidur ibadah. Melayani suami ibadah.
Jalanin semuanya dengan ikhlas. Anak rewel, suami lagi kurang ini dan itu, kita lagi sakit. Coba ingat lagi, ikhlas ngejalanin takdir tersebut, sabar, kemudian bersyukur ternyata kerepotan dan kesulitan yang ada itu gak lebih parah lagi. Minta tolong sama Allah.
Misal pusing-pusing sedikit, langsung minta kesembuhan sama Allah. Anak lagi bawaannya ngelawan, berdoa sama Allah biar menjadikan anak kita anak yang sholih. Suami lagi kurang ini dan itu. Berdoa sama Allah.
Contoh dalam pendidikan anak:
Saat mendidik anak, kita jadi tahu arahnya. Tujuan mendidik anak yang pertama agar sadar bahwa ia adalah hamba-Nya. Mendidik dia supaya bisa menjalankan kewajiban dan memperjelas bahwa tujuan hidup dia adalah menjadi hamba-Nya. Tekankan banget rumus pertama ini.
Kemudian tekankan bahwa semua harus dijalankan dengan ikhlas. Betapa banyak godaan hiruk pikuk “pengakuan”, “nikmat dunia” justru dimulai sejak kanak-kanak.
Jika pendidikan anak kita terasa ngambang. Coba lagi lihat lagi rumus ini. Apakah pendidikan ini akan menjadikannya seorang hamba yang baik. Apakah pendidikan ini penuh berkah? Apakah pendidikan ini bisa menjadikannya sebagai manusia yang bermanfaat?
Semoga rumus bahagia ini bermanfaat bagi diri saya pribadi dan semua teman-teman muslim di manapun.
cizkah
Jogja, 8 Ramadhan 1440/13 Mei 2019
izin share mbak Cizkah.
jazaakillahu khairan
[…] dari “rumus kehidupan” yang sudah aku tulis sebelumnya pada kenyataannya gak […]