Mati Itu Pasti

Mati itu pasti.
Akhir-akhir ini banyak kematian di sekitar yang pastinya patut diambil pelajaran.

Kejadian yang paling bikin aku mikir adalah tentang perempuan yang lagi ngambil S2 di Jogja. Usia masih sekitar 30-an. Meninggal dalam kecelakaan tunggal. Meninggalkan anaknya perempuan yang masih usia 3 tahun. Beritanya sempat nyebar di berbagai media sosial, karena ketika kecelakaan dia bersama anaknya yang masih kecil itu. Qodarullah ternyata dia meninggal dan anaknya selamat. Akhirnya karena gak ketahuan identitasnya, menyebarlah informasi supaya jika ada yang mengenali bisa membantu pihak rumah sakit mengidentifikasi.

Yang jadi renungan aku banget:
Betapa kita sebagai orang tua, pasti pingin banget bisa nemenin anak-anak sampai gede. Berharap mereka umur panjang dalam ketaatan. Berharap kita bisa nemenin terus mereka, bimbing mereka. Apalagi anak-anak yang masih kecil-kecil. Betapa kita tahu mereka tuh masih butuh banget sama keberadaan orang tua. Keberadaan ibunya.
Tapi kita gak bisa nunda. Kalau memang sudah ajalnya. Kita juga gak bisa milih kita mau mati kaya gimana. Sakit dulu atau tiba-tiba. Atau bahkan mati dalam tidur. Gak ada yang tahu. 


Rasa khawatir mikirin anak-anak itu udah gak bisa kita bawa. Karena diri kita sendiri yang sudah perlu dikhawatirkan. Apakah selamat dari adzab kubur? Apakah bisa mendapat kelapangan kubur? Apakah bekal kita cukup?

Terus gimana ya?
Terus aku bisa apa? Kalau misalnya ternyata terjadi pada diriku sendiri?

Jawabannya…sebenarnya sebagaimana sudah kita ketahui bersama.

Berusaha sebaik-baiknya menjadi hamba yang bertakwa.
Banyak doa…Doain diri sendiri, anak-anak, keluarga.
Pengen banget sih pesen (lagi) ke abang, untuk segera cari ibu baru untuk anak-anak kalau memang terjadi aku meninggalkan mereka lebih dulu. Tapi setiap mo ngomong malah jadi mo nangis heheh. Pengen juga pesen ke anak-anak, kalo ummi gak ada…………malah lebih lagi mo nangisnya heheh. Padahal reaksi mereka ada yang udah ngerti, ada yang setengah ga ngerti, ada yang gak ngerti sama sekali hehe.

Ya Allah, panjangkanlah umurku dan keluargaku dalam ketaatan, dan perbaguslah amalanku.

#edisirenungan

Aku kalo nulis blog gak selalu langsung jadi. Termasuk tulisan ini. Dan kemarin baru aja juga ada kabar ada pelajar LIPIA perempuan yang bernama Annisa Sholihah meninggal karena tertabrak bis. Allahummaghfirlaha warhamha…
Benar-benar kematian itu dekat yah.

Gratis Download Softfile Arah Mata Angin dan Tips untuk Anak SD Ukuran A4 Siap Print

Belajar arah mata angin itu sudah ada dari kelas 2 kalo gak salah. Nah, materi ini diulangi lagi di kelas 3. Materi dan soal yang diberikan agak lebih kompleks daripada pelajaran di kelas 2.

Nah..tapi inti materi dan soal yang biasa keluar adalah seperti yang aku buat dalam satu file arah mata angin di atas. Insya Allah anak jadi lebih mudah paham.

Untuk Ziyad, sebenarnya aku udah ajarain pake senandung mata angin yang dari dulu sudah beredar. Tapi gak bikin dia paham atau hafal juga hehehe. Alhamdulillah dibikinin dengan gambar di atas dan materi pokoknya dia ingat.

Jadi materi pokok yang anak perlu paham adalah

Baca selengkapnya Gratis Download Softfile Arah Mata Angin dan Tips untuk Anak SD Ukuran A4 Siap Print

Bacaan Murottal Juz 30 oleh Abdurrohim bin Syamsuri

Membiasakan anak mendengar bacaan Al-Qur’an dengan tajwid yang benar adalah bagian dari usaha yang perlu dilakukan oleh orang tua.

Berikut ini adalah salah satu bacaan anak bangsa yang bisa kita perdengarkan kepada buah hati.

Versi playlist dalam bentuk video bisa dilihat di sini:
https://www.youtube.com/playlist?list=PLUuYlj8dcEXY_h6a0CpmkeG49Xrn4bUp4

Untuk versi audio bisa Bunda dengarkan atau download lewat link berikut:

Jika ingin memasang di blog/website anda pribadi, bisa di embed kode di bawah ini:

Youtube:

<iframe src="https://www.youtube-nocookie.com/embed/videoseries?list=PLUuYlj8dcEXY_h6a0CpmkeG49Xrn4bUp4&amp;showinfo=0" width="560" height="315" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>

Tampilannya adalah seperti berikut ini:

soundcloud berikut ini:

[soundcloud url="https://api.soundcloud.com/playlists/159080683" params="auto_play=false&amp;amp; hide_related=false&amp;amp; show_comments=true&amp;amp; show_user=true&amp;amp; show_reposts=false&amp;amp; visual=true"width="100%" height="450" iframe="true" /]

Tampilannya adalah seperti berikut ini:

Semoga bermanfaat.

 

Catatan:

Beliau adalah Abdurrohim bin Syamsuri.
Beliau meraih juara 1 se-Asia  Pasifik  kategori 30 JUZ
Beliau juga meraih juara 4 pada lomba Dubai International Holy Qur’an Award ke-19 yang berlangsung di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA)

Ketika Sang Ayah Geram dan Anak Bersikap Acuh

Perilaku orang tua dalam mendidik mencerminkan suatu porsi besar masalah pendidikan anak. Orang tua yang sukses dalam mendidik anak adalah para orang tua yang memperoleh pengalaman mendidik dari anak-anak mereka. Mereka memperolehnya dari anak-anak mereka melalui perkembangan reaksi-reaksi mereka yang mengingatkan agar menahan marah ketika menghadapi perilaku-perlaku buruk anak mereka dan memberinya petunjuk agar berlaku lemah lembut.

Ambillah contoh situasi berikut ini

  • Anak-anak bermain dengan gaduhnya.
  • Ayah mereka menyuruh mereka bermain dengan tenang.
  • Mereka mengacuhkan kata-katanya.
  • Sang Ayah membentak, “Bermainlah dengan tenang atau kalian harus masuk kamar!”
  • Anak-anak menampakkan kepatuhan, “Ya Ayah, kami akan main dengan tenang”, akan tetapi mereka masih saja bermain seperti itu.
  • Sang ayah naik pitam, “Jika kalian tidak tenang juga, ayah hajar kalian!”
  • Anak-anak diam seribu bahasa.

Tetapi, apa yang mereka pelajari? Mereka belajar bahwa ayah mereka sungguh-sungguh hanya ketika mengancam akan memukul.

Dan apa yang dipelajari sang ayah? Ia belajar bahwa anak-anaknya tidak menyimak nasihat; mereka hanya mengerti bahasa “hajar”.

Kedua belah pihak, sang ayah dan anak-anaknya, mempelajari hal yang keliru.

Ambillah contoh lain berikut ini;
Setiap kali Khalid (bocah 5 tahun) pergi bersama ayahnya ke warung sayur, ia meminta sekantong permen. Suatu kali, sang ayah menolak memberinya. Mulailah Khalid mendesak. Sang ayah tetap menolak.

“Tidak, Khalid, ayah tidak akan membelikanmu permen apapun.”

Tak ayal, si bocah mengamuk dan menendang-nendang lantai; mukanya memerah dan tangisnya pecah. Ayahnya mengancam akan memukulnya jika ia tidak berhenti mengamuk dan menangis. Tetapi, Khalid malah menangis semakin keras dan mengejang semakin kencang.

Setiap orang yang ada di tempat itu pun memandangi Khalid dan ayahnya. Akhirnya, sang ayah menyerah dan membelikan permen yang anaknya inginkan.

Nah, apa yang Khalid pelajari dari situasi ini?
Ia benar-benar belajar bahwa ucapan “tidak” sama sekali tidak berarti. Sang ayah telah mengucapkannya lebih dari satu kali, tetapi toh ia tetap membelikan apa yang Khalid inginkan.

Ia juga belajar, apabila menghendaki sesuatu, ia harus mendesak, merengek, menangis dan menendang-nendang lantai; semua perilaku inilah yang membuat sang ayah menyerah dan memenuhi permintannya.

Dan apa yang dipelajari ayahnya?

Ia benar-benar mempelajari bahwa sarana untuk menenangkan Khalid dan cara agar tidak berada dalam posisi sulit di tengah situasi rumit adalah membelikan apa yang Khalid inginkan, apapun itu.

Demikianlah, kebanyakan orang tua berkeyakinan bahwa pasrah dan memenuhi berbagai permintaan anak merupakan satu-satunya sarana untuk memadamkan amarah dan jeritan mereka. Tidak perlu diragukan lagi, ini adalah suatu kesalahan yang memperparah keadaan. Sebab, tatkala kita mengganjar amukan dan rengekan anak dengan hadiah, berarti kita mengajari mereka untuk bertambah marah di masa depan. Akibatnya, perilaku mereka malah memburuk.

 

Sumber: Sentuhan Jiwa Untuk Anak Kita,Dr. Muhammad Muhammad Badri

Perjalanan Seorang Penghafal Al-Qur’an

 

Ziyad dan ust Abdurrohim

Walaupun cuma 3-4 kali sempat belajar sama ust.Abdurrohim, bagi Ziyad, Ust. Abdurrohim adalah gurunya.

Belajarnya juga sebentar, diajak abang. Video di atas adalah pertemuan Ziyad pertama kali dengan ust. Abdurrohim.  Umurnya sekitar 6 tahun.  Kelihatan agak grogi dia hehe.

Baca selengkapnya Perjalanan Seorang Penghafal Al-Qur’an

Siwak For Baby ^^

Sudah baca artikel terbaru di ummiummi? Yuk, baca terus praktekin bagi yang belum mraktekin hihi. Mudah-mudahan dapat pahala. Anaknya siwakan, ibu bapaknya juga dong ya. Kita hidupin sunnah Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam. Di artikel itu dibahas lengkap dari tips penyimpanan plus juga ada tips penggunaan/cara untuk menyiwaki bayi.

Ada videonya juga. Sebenarnya, videonya mo dimozaik di bagian wajah Luma.

Tapi akhirnya ketahuan, kalo mo gimanapun, itu video susah kalo mo dibikin mozaik di bagian wajah. Akhirnya dengan “bismillah”, kita upload video itu. Jangan lupa doakan keberkahan ya, say Masya Allah wa barokallahu fiihaa.

Siwakan for baby ini udah mulai dari pas zamannya Thoriq. Tapi waktu itu belum kepikiran bikin artikel. Pas ngejalanin ini lagi di Luma, baru kepikiran. Mudah-mudahan bermanfaat. Yuk siwakan. Biar dapat ridho dari Allah. Plus sehat bangetttt insya Allah.

Ohya, kalo ada yang mikir, “Kok itu tangan kiri sih”

Anak-anakku semuanya pas bayinya refleknya kiri banget loh. Apalagi Luma.  Alhamdulillah sekarang semuanya tetep pake tangan kanan^^. Kalau Luma masih proses. Tapi alhamdulillah udah mulai terbiasa kanan. Insya Allah kapan-kapan bikin tulisan tentang itu ya.

Siwak: Cara Membersihkan Gigi Bayi Mudah, Aman, Sehat, Berpahala (Disertai Video Cara Menyiwaki Bayi)

Gigi susu mulai tumbuh di usia sekitar 6 bulan atau di atas itu. Seiring waktu, gigi yang tumbuh semakin banyak. Pun jenis makanan yang masuk ke mulut sang bayi juga semakin beragam. Bahkan bisa jadi setelah satu tahun ke atas, mulailah sang bayi mengenal berbagai jenis makanan manis.

Biasanya orang tua memulai membersihkan gigi bayi dengan handuk atau dengan sikat gigi khusus bayi – dengan atau tanpa pasta gigi bayi -.

Islam dan Kebersihan Mulut

Alhamdulillah, Islam memberikan tuntunan dalam kebersihan. Termasuk tentang masalah gigi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang suka bersiwak.  Istri beliau tercinta, Aisyah rodhiallahu ‘anha menceritakan, bahwa hal yang pertama kali dilakukan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat masuk rumah adalah bersiwak*. Jika kita membaca sirah perjalanan nabi, maka di akhir hidupnya pun, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masih sempat juga bersiwak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan keutamaan bersiwak dalam sabdanya,

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhai oleh Allah.” (Shahih, HR. An Nasa’i, Ahmad, dll)

Siwak dan Bayi

siwak-air-for-baby3

Jadi, kenapa kita tidak terapkan siwak ini sejak dini pada bayi kita. Kayu siwak yang digunakan untuk bersiwak tidak melalui proses atau penambahan zat kimia apapun.  Kayu ini diambil dari pohon Siwak (atau lebih dikenal dengan pohon Arak). Sehingga insya Allah aman untuk bayi.

Bahkan, siwak telah direkomendasikan oleh WHO. Berikut kutipan dari wikipedia,

Dahan dan akar pohon ini selama berabad-abad digunakan sebagai pembersih gigi alamiah, sebagai mana dahan ranting yang berserat dan lembut telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membersihkan gigi dan mulut secara alami. Penelitian menunjukkan bahwa di dalam serat pohon ini mengandung bermacam-macam zat yang sangat bermanfaat, seperti fluoride, abrasive, antiseptik, astringent, deterjen, danenzyme inhibitor. (wikipedia siwak)

Tips Penyimpanan Siwak

Saat digunakan orang dewasa, mungkin lebih mudah karena sering digunakan dan cepat habis. Nah, saat digunakan bayi sedikit butuh trik agar kayu siwak bisa dipergunakan semaksimal mungkin. Karena yang sering terjadi, kayu siwak masih panjang tapi sudah keburu kering.  Saya mencoba berbagai hal berikut agar siwak lebih awet.

  1. Setelah digunakan, masukkan siwak ke plastik kedap udara (plastik klip), Kemudian masukkan ke kulkas agar terjaga kelembabannya. Siwak paling awet jika disimpang dengan cara ini.
  2. Jika tidak ada kulkas, bisa diletakkan di gelas yang berisi air (tempat yang lembab).siwak for baby
  3. Jika terlanjur kering karena diletakkan di udara terbuka, rendam dalam air. Insya Allah kayu siwak akan kembali “berisi” dan segar.

    siwak for baby
    Siwak yang atas patah, jadi ketika direndam hanya setengah bagian yang terkena air yang menjadi segar kembali
  4. Potong ujung siwak setiap 2-3 hari.
  5. Saat bayi mulai besar, siwak bisa diletakkan di kamar mandi. Karena lokasinya yang lembab, insya Allah siwak tidak mudah kering.

Ini adalah contoh gambar siwak yang sudah kering.

Cara Penggunaan Siwak pada Bayi

  • Sama seperti cara penggunaan pada gigi orang dewasa. Kulit ujung siwak kita potong terlebih dahulu. Kemudian bagian serabutnya dilembutkan. Baru kemudian digosokkan ke gigi sang bayi.
  • Untuk awalan, Bunda bisa sekedar sekali mengusapkan siwak ke gigi bayi. Hal ini bisa dilakukan kapan saja, tidak harus ketika mandi.
  • Saat masih hanya beberapa gigi, untuk memudahkan, Bunda bisa menyiwaki si kecil dengan posisi tiduran (seperti pada video).
  • Saat mulai besar, Bunda bisa mulai menyiwaki si kecil di kamar mandi. Biasaya saya memposisikan tubuh di belakang sang anak. Dengan posisi ini, kita lebih mudah mengatur kepala anak, mudah membuka  mulutnya dan menyiwakinya dengan tangan kanan.

Silakan lihat video ini untuk melihat prakteknya secara langsung. Pada video ini, usia Luma sekitar 1 tahun. Giginya baru ada 6. Empat di atas dan dua di bawah. Jika gigi bayi sudah bertambah, maka disikat semuanya, termasuk geraham, lidah dan langit-langitnya. Insya Allah setelah terbiasa dan kita juga mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, bayi tidak akan menolak saat kita hendak menyiwaki giginya.


Catatan hadits:

*  عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ

Dari Aisyah rodhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila hendak masuk rumah beliau mulai dengan bersiwak.” (HR Muslim: 253)

Oleh: cizkah
Artikel: ummiummi.com

.

AISBATAM.COM | Website Sekolah Al Kahfi Batam

Sebenarnya udah lama banget ga terima pesenan web. Ngerjainnya kapaan hehe. Tapi beberapa bulan yang lalu akhirnya coba terima. Dengan anggapan ada bantuan untuk input data (minta bantuan adek ipar hag hag hag).
Alhamdulillah terlalui juga.

Pas ngerjain ini, jadi tahu biaya pendidikan sekolah formal di luar sana.

Sepertinya, mungkin dari pihak sekolah belum ada orang khusus yang menangani websitenya. Jadi, isi kontennya masih sama persis seperti aku selesein kemarin hehe.

aisbatam.com
www.aisbatam.com

Hope

Seperti aku bilang kemarin…Ziyad sudah sampai surat An-Najm alhamdulillah. Dan sudah mulai proses menghafal surat Ath-Thur.

Ini berarti Ziyad sudah hampir hafal 4 juz. Prosesnya masih terbilang lambat dengan track record dia menghafal yang sudah cukup lama hehe. Hafalan lainnya masih banyak PR untuk diperkuat.

Dari semua yang telah terjadi selama ini, sebenarnya, aku menyimpan sebuah harapan.

Ziyad, Allah bukakan hatinya, dan tergerak, kemudian bisa seperti Syarif dalam video Musafirul Ma’al Qur’an Syaikh Fahd Al Kandari di episode yang ini hehe.

Kalau belum nonton, tonton dulu deh sejenak. Nanti baru nyambung sama tulisan aku berikutnya.

Baca selengkapnya Hope

Resep Kue Takir

Takir, sebenarnya adalah sebutan untuk wadah tempat kue ini. Takir ini terbuat dari daun pisang. Disusun berlapis kemudian dibentuk kotak.

Kue ini saya dapatkan ketika berkunjung ke rumah mertua di Jambi. Alhamdulillah resep ini kemudian saya dapatkan pula di buku resep kue tradisional.

takir yang asli
wadah yang disebut takir adalah seperti ini

Pertama kali melihat proses pembuatan kue ini, kesan yang saya tangkap adalah “butuh bala bantuan nih untuk membuatnya”. Setelah melihat beberapa kali pembuatannya, saya sadari proses terlama justru di bagian membuat takirnya. Dan untuk ibu muda tanpa ART,  rasanya membuat kue ini hampir mustahil dilakukan.

Tapi kita tidak boleh menyerah dengan keadaan. Kue-kue dengan wadah seperti ini, sebenarnya bisa diakali. Penghalang membuat kue ini adalah di pembuatan takir itu sendiri. Berarti kita atasi itu.

Baca selengkapnya Resep Kue Takir

Perkembangan Ziyad 8 Tahun

Fisik:

Ziyad udah tambah tinggiii banget masya Allah. Kalo aku sama abang  lihat foto dia sebelum sunat, 2 tahun lalu, itu dia masih kelihatan banget anak kecilnya. Kalau sekarang udah jadi anak-anak gede di masa tamyiz awal.

Giginya udah 5 yang ganti gigi permanen.

Tamyiz:

Ketamyizan Ziyad belum sempurna. Kami baru sadar beberapa hari ini. Banyak hal-hal yang dia belum paham bahwa itu sebenarnya gak baik. Itu membahayakan. Kadang dia seperti merasa bisa bijak. Padahal tindakannya itu juga gak bijak heheh. Contohnya ketika kita nasehatin berteman itu biasa aja. Yang penting kita berbuat baik. Bahkan sama orang yang berbuat gak baik. Kalau lagi gak akur sama teman, itu biasa. Kita gak bisa mengharapkan kesempurnaan dari semua orang. Karena kita gak sempurna. Dst..

E..ternyata di masjid dia ngomong sama salah satu anak (padahal usia si anak ya 6 tahunan, belum tamyiz juga wkwkwk). Pokoknya kurang nyambung sama yang kita maksud.

Hafalan:

Hafalan Ziyad baru aja selesai surat An-Najm. Menurut aku, prosesnya masih lambaat hehe. Tapi alhamdulillah lanjut terus. Siput aja jalan 1 jam/5m kan? Tapi dia jalan terus heheh. Semoga Allah mudahkan, beri keistiqomahan, beri kecerdasan. Alhamdulillah banyak orang-orang sekitar yang bisa dijadiin pelajaran. Mungkin Musa bisa menghafal di usia 6 tahun. Tapi ada ust Abudrrohim yang baru selesai hafal Quran 30 juz ketika usia 13 tahun. Tapi setelah itu hafalannya mantap bukan main masya Allah plus dengan makhroj yang sudah sempurna.

Baca selengkapnya Perkembangan Ziyad 8 Tahun

Diberi Rasa Yang Berbeda

luma hijab pink
“Mau beli berapa kilo yah?”

Punya anak perempuan setelah punya anak laki berturut-turut itu, jadi kerasa banget bedanya.

Dan makin takjub karena ternyata perempuan sudah diberi “rasa” yang berbeda sejak dari bayi begini. Rasa di sini adalah fitrah kewanitaan. Dan ini yang perlu dijaga sama orang tua dan diarahkan supaya gak sampai melenceng.

Mulai sadar tentang “rasa” ini sejak usia Luma masih belum setahun. Waktu itu aku lagi nyari sesuatu di bagian pakaian. Luma matanya memandang satu sudut terus. Terus aku samperin ke bagian itu. Tapi masih belum ngeh, dia tuh ngelihat apa.

Ternyata yang dilihat apa coba?

Baca selengkapnya Diberi Rasa Yang Berbeda

Resep Kue Takir – Mudah dan Sehat

Cerita Kue Takir

@cizkah – Takir, sebenarnya adalah sebutan untuk wadah tempat kue ini. Takir ini terbuat dari daun pisang. Disusun berlapis kemudian dibentuk kotak.

Kue ini saya dapatkan ketika berkunjung ke rumah mertua di Jambi. Alhamdulillah resep ini kemudian saya dapatkan pula di buku resep kue tradisional.

Pertama kali melihat proses pembuatan kue ini, kesan yang saya tangkap adalah “butuh bala bantuan nih untuk membuatnya”. Setelah melihat beberapa kali pembuatannya, saya sadari proses terlama justru di bagian membuat takirnya. Dan untuk ibu muda tanpa ART,  rasanya membuat kue ini hampir mustahil dilakukan.

Tapi kita tidak boleh menyerah dengan keadaan. Kue-kue dengan wadah seperti ini, sebenarnya bisa diakali. Penghalang membuat kue ini adalah di pembuatan takir itu sendiri. Berarti kita atasi itu.

Takir ini bisa kita ganti dengan wadah yang sekiranya aman ketika dimasak dengan cara mengukus. Misal dengan loyang langsung besar dialasi daun pisang. Jadi, nanti cara makannya bisa disendok ke wadah yang lebih kecil.

Resep Kue Takir – Mudah dan Sehat

Berikut resep membuat kue takir-takiran (karena tidak menggunakan alas takir) :):

Bahan Kue Takir:

  • ½ butir kelapa parut
  • 650 ml air hangat (untuk membuat santan)
  • Pasta pandan 1 sdt. Tambahkan beberapa pewarna hijau jika diinginkan.  (Jika ingin yang alami bisa menggunakan daun suji 20 lembar diambil sarinya)
  • 175 gr tepung beras putih
  • 1 ½ sdm gula pasir
  • 150 gr gula merah sisir halus

Cara membuat kue takir:

  1. Peras kelapa hingga keluar santannya. (Jika tidak ada kelapa parut bisa diganti dengan santan UHT).
  2. Campur tepung beras dengan gula pasir.
  3. Tuang santan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga adonan licin dan tercampur rata.
  4. Campur dengan pewarna hijau dan pasta pandan.
  5. Tata cetakan kue yang anda pilih. Masukkan 1sdt gula merah sisir (bisa disesuaikan sesuai selera).
  6. Tuang adonan tepung beras hingga 3/4 tinggi cetakan.
  7. Panaskan dandang. Susun takir-takir berisi adonan.
  8. Kukus selama 15 menit atau hingga matang.
  9. Sajikan setelah agak dingin

Alhamdulillah. Kudapan tradisional sehat siap disantap.

cizkah
Jogja, 4 Oktober 2015 / 20 Dzulhijjah 1436

Libur Sebulan?

Walau dibilang libur sebulan…alhamdulillah dalam pelaksanaannya gak beneran libur sebulan hihi.

Cuma pelaksanaan proses belajarnya lebih dibawa santai. Anak-anak aku beri kelonggaran ke beberapa hal. And it’s good. Good for me…good for them insya Allah.

Aku sendiri, mengerjakan beberapa hal yang aku sukai. Yang kemarin-kemarin aku merasa mesti pinggirkan. Aku merasa waktunya terlalu terbatas untuk aku pakai untuk selain hal-hal pokok semacam urusan rumah tangga, homeschooling dan kerjaan.

Ternyata…terbalik.

Baca selengkapnya Libur Sebulan?

Upside Down Homeschooling; “Anak-Anak Sekolahin Aja…”

Masih lanjutan kemarin. Setelah kejadian hari Jumat, menghabiskan 2 malam yang sepi untuk kami berdiskusi. Malam sepi di sini artinya mendekati tengah malam dan lewat malam. Karena disitulah waktu kami bisa tenang mendikusikan segala sesuatu tentang keluarga yang kami bangun ini.

Malam Sabtu

Dari pembicaraan jarak jauh lewat whatsapp (aku di rumah dan Abang di kampus), tadinya Abang sudah bilang, “Ya sudah, anak-anak sekolahin saja.”

Tapi aku tahu, itu bukan solusi sebenarnya dari Abang. Itu cuma jawaban cepat dan keputusan cepat karena situasi yang sedang tidak bagus yang aku ceritakan lewat whatsapp.

Malamnya pun Abang masih mengatakan hal itu. Walau pada akhirnya, kami berdua tahu bahwa itu bukan solusi. Aku tak terlalu banyak bicara di malam ini. Abang yang terus merentetkan fakta yang terjadi. Saran yang bisa kami lakukan untuk memperbaiki keadaan.

Yes, homeschooling bukan perkara main-main. Ini tentang kehidupan kami. Tentang anak-anak. Tentang tanggung jawab. Bukan menakuti-nakuti. Tapi homeschooling, butuh kerjasama dari pasangan suami istri. Karena hampir selalu ada saat-saat jungkir balik ketika menjalankan homeschooling. Apalagi homeschooling mandiri seperti kami.

Aku melontarkan beberapa perasaan sesak di dada yang akhir-akhir ini aku rasakan karena kesibukan luar biasa bersama mereka dibarengi dengan tanggung jawab lainnya.

Baca selengkapnya Upside Down Homeschooling; “Anak-Anak Sekolahin Aja…”

Yuk, Ajak Anak untuk Memuliakan Tamu (Bonus Video Anak)

Yuk Ayah Bunda, ajak anak-anak memuliakan tamu. Ajak pula adab-adab kepada tamu serta ketika kita sendiri menjadi tamu.

Kenalkan anak-anak kita dengan teman-teman kita. Agar mereka juga belajar memuliakan teman-teman Ayah Bundanya, dan melanjutkan hubungan baik ketika kita telah tiada.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)

Contoh-contoh dari kisah nabi yang memuliakan tamu bisa disampaikan sebagai teladan terbaik. Misalnya kisah nabi Ibrohim yang menghidangkan daging anak sapi yang gemuk dengan tangannya sendiri, bukan melalui budak atau pembantunya.

فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ

“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)

Atau kisah nabi Luth yang juga memuliakan tamunya dan malu ketika kaumnya berbuat tidak sopan kepada tamunya.

“Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu membuatku malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al Hijr: 68-69)

Semoga Allah memberi akhlak dan kepribadian yang baik untuk kita semua sekeluarga serta anak keturunan kita.

Bonus Video tentang Memuliakan Tamu

oleh: cizkah
Artikel: www.ummiummi.com
.