Setelah kembar mutar baca dari An-Naba – An-naas dengan melihat Al-Qur’an, aku tahu mereka sangat butuh perbaikan di SETIAP AYAT di SETIAP SURAT.
Tadinya, aku mikir, gimana cara perbaikan hafalan mereka. Soalnya, mereka udah nambah hafalan Al-Insan.
Akhirnya mutusin untuk stop hafalan baru. Perbaikan dulu aja hafalan lama.
Alhamdulillah, Allah mudahkan. Tetap pakai cara pengulangan per ayat tapi proses dan hasilnya alhamdulilah lebih cepat. Ga seperti hafalan baru.
Prosesnya ketika akan ngulang satu ayat, aku tes dulu. Misal ayat yang diulang agak berat ga lancarnya, ulang 10x. Kalau agak ringan dan lancar, ulangnya 5x.
Alhamdulillah, biasanya dapat 3-4 AYAT yang diperbaiki, kemudian aku minta gabung.
Mereka ngulang dari surat An-Naba. Tapi aku selingin juga ngulang ke surat yang di belakang supaya ga kelamaan ga dimuroja’ah.
Kalau pas surat pendek bagian belakang, satu hari bisa perbaikan 2-3 SURAT alhamdulillah.
Alhamdulillah kemarin mereka sudah selesai perbaikan An-Naba dan alhamdulilah aku cek sangat jauh lebih baik daripada sebelumnya insya Allah.
Proses belajar si kembar untuk iqro dan hafalan seperti ini ^^. Kadang yang lagi baca iqro harus nunggu dulu aku benerin yang lagi dibenerin bacaan Al-Qur’an-nya :).
Waktu Ziyad masih di Ibnu Mas’ud, beberapa kali ada yang menawarkan supaya Ziyad sekalian aja pulang bareng sama keluarga mereka yang naik mobil karena searah dengan rumah kami.
Jawabannya sama yaitu berterimakasih atas tawarannya dan ga menerima tawaran tersebut karena Abang tetap ingin menjemput sendiri.
Buku ini beli tahun 2018. K,etika kami lagi beli buku pelajaran di toko buku Toga Mas. Yang namanya lagi beli buku pelajaran, berarti pengeluarannya sebenarnya udah banyak.
Tapi Thoriq pingin banget buku ini. Dia request di saat-saat terakhir. Aku ragu untuk menyetujui, karena tulisan di bukunya terlihat kecil-kecil dan padat. Bukunya juga tebal. Khawatir kalau buku ini ga dibaca.
Maksud aku yang mengiringi anak ketika baca iqro, adalah:
Buku lain yang isinya sudah langsung keseluruhan hijaiyah
Poster harokat yang isinya juga sudah keseluruhan hijaiyah. Ini beneran memudahkan insya Allah karena anak tinggal tengok aja.
Buku iqro itu sendiri (misal yang sering lupa materi di iqro 3, berarti bawa iqro tersebut)
Jadi, kalau anak lupa, tinggal tunjuk si huruf. Atau ketika lupa materi, berarti dijelasin lagi.
Kadang, masih di iqro yang sama juga tetap harus dibolak-balik untuk mengingatkan materi yang mereka lupa.
Karena sebenarnya membaca hijaiyah ini, memang butuh latihan banyak, sedangkan satu materi di iqro, kadang cuma latihan 2 halaman sudah materi baru.
Misal:
Belajar fathahtain kalau diwaqof, maka ga dibaca tanwin, tapi dibaca mad ada di halaman awal iqro 5. Sampai akhir halaman iqro 5, anak-anak masih sering banget dijelasin ulang, lihat lagi ke halaman tsb.
Buat pengiring pengingat huruf, sebenarnya bisa buku apa aja. Cuma buat wasilah untuk bantuan anak mengingat. Dulu, waktu zaman Thoriq, pakai buku metode Asy-Syafi’ karya Abu Ya’la.
Nah, kalau buku yang di foto, ini buku klasik banget ya. Siapa yang masa kecilnya masih ketemu buku ini :)?
Buku turutan ukuran buku tulis besar, cover biru
Aku dulu sempat diajarin Mama, sekitar usia 7-8 tahun. Ujung-ujungnya mandeg cuma sampai halaman 2 hehe. Akhirnya belajarnya dari iqro, belajar dari guru TK aku – rohimahallah – yang buka kelas TPA di rumahnya.
Beli buku ini di Social Agency. Ke sana abis lebaran. Masih suasana libur, diajak Abang dadakan. Kita seneng banget di sana. Akhirnya kepegang buku ini, kirain buat nambah referensi aja di rumah. Ternyata kepakai alhamdulilah.
Aku pakai yang biru, karena lebih jelas.
Perbandingan ukuran buku turutan dan iqro.
Kebayang ya, buku-buku yang sederhana ini puluhan tahun bermanfaat buat orang belajar Al-Qur’an. Ga heboh-heboh atau dibranding “penulis best seller”, “buku best seller”.
Ga perlu.
Tapi pahalanya insyaAllah mengalir untuk orang yang membuat dan menyusunnya. Sederhana apapun manfaat dari ilmu yang diambil.
Iqro Cadangan
Tips lain buat ngajar anak iqro, sediakan iqro cadangan . Ini mungkin bisa beda-beda situasi di tiap keluarga.
Tapi, kalau di sini, selalu ada momen iqro-nya ketelingsut entaah dimana. Jadinya, nambah waktu buat nyari dulu. Akhirnya mutusin untuk beli lagi untuk cadangan.
Ternyata, cetakan terbaru Iqro Rasm Utsmani, ada perubahan.
Tulisan bertumpuk tetap ada, tapi ga sebanyak yang lama.
Tulisannya ga full padat seperti versi lama. Sebenarnya tulisannya ada yang terlihat jadi lebih kecil.
Seperti aku ceritakan sebelumnya, saat video terakhir yang aku bagikan tentang Kembar Muroja’ah Hafalan Lama, kembar sudah iqro 5. Jadinya, ketika perbaikan hafalan, alhamdulillah sudah bisa sambil melihat Al-Qur’an dan membaca dan melihat posisi ayat.
Tapi, ketika melihat kondisi seorang anak sudah iqro 5, gak usah merasa wah apalagi insecure hehe. Karena, prosesnya – di tiap anak – panjang dan maju mundur.
Ini foto bulan Juli 2022. Iqro berapakah itu yang ada di foto? Iya benar, iqro 1.
Bukan kebetulan kalau foto ini, yang di tengah halaqoh adalah Ziyad. Mukanya terlihat serius.
Dapat foto ini, Ahad, 7 Agustus 2022 di grup halaqoh Ziyad. Foto ini, tentu saja dikirim agar bisa dilihat oleh semua orang tua murid yang ada di halaqoh tersebut.
Kata ustadz Faiz (musyrif halaqoh) mengiringi foto ini, “Alhamdulillah, acara pagi ini, tasmi hafalan bulan Juli.”
Ketika dapat foto ini, pagi hari, masih jam 6.41 am.
[Versi Instagram bisa diakses di postingan Kembar Hafalan; postingan tanggal 23 Agustus 2022]
Hafalan kembar banyak yang pretel. Tapi memang seperti itu juga dengan kakak-kakaknya. Setelah masuk juz 29, hafalan juz 30 nya setengah buyar hehe.
Sabar (aku pun berusaha sabar). Diulang lagi pelan-pelan. Alhamdulillah kali ini bisa sambil lihat Al-Quran. Karena mereka udah bisa sedikit-sedikit (mereka iqro 5 udah mau selesai alhamdulilah).
Makanya bisa dibilang, malah kembar yang paling butuh intensif dan waktu khusus buat diajar.
Karena mereka belum bisa hafalan sendiri dan belum bisa baca sendiri juga.
Kalau udah dibilang intensif itu, maksudnya aku harus meluangkan waktu khusus untuk ngajarinnya, dan gak terlalu bisa disambi-sambi.
Jangan dibayangin kaya gini terus prosesnya. Aku lagi bolak-balik memanfaatkan berbagai kesempatan dan cari celah. Karena ini dua anaak hehehe.
Kadang sambil masak (lihat situasi apakah masaknya agak selo). Ini biasanya pas nambah hafalan.
Jadi mereka di dapur. Ngulang 1 ayat ganti-gantian.
Kadang, pas yang satunya lagi baca iqro, yang satunya lagi di dekat aku, ngulang 1 ayat. Sebelumnya dipastikan yang dibaca udah bener.
Baca iqro, satu halaman itu bisa lamaa ya…hehe. Nguapnya aja bisa 5x. Apalagi karena ini udah iqro 5, satu halaman tuh panjang yang di baca. Jadi cocok kalau yang satunya dikasih kesibukan yang bermanfaat.
Untuk muroja’ah hafalan lama, sementara seperti di video ini.
Ga selalu berhasil juga tiap hari. Kadang cuma setoran (hafalan lama) tanpa ada Alqur’an di hadapan.
Entah berapa kali aku bilang, ya begini, rasanya kaya “berantakan”. Keep moving forward aja.
– Secara Masehi, Oktober ini insyaAllah kembar usia 6th.
Mau cerita dan catat berbagai hal, belum lagi cerita tentang satu hal yang sebenarnya pingin banget aku catat, ternyata banyak kejadian susulan yang juga akhirnya pingin dicatat karena terkait hal yang penting di kehidupan.
Sebenarnya, harusnya aku nyatet tentang ujiannya Ziyad dan Thoriq. Berlanjut tentang persiapan mereka mau ke pondok. Atau hal-hal lain yang terjadi sebelum ini. Tapi gpp, sebisanya aku catat :).
Ini kelihatan dikerjakannya (1 ayat tapi 6 baris), dikerjakannya pas ga satu kali duduk. Dan pas ga satu hari.
Yang awal pas tirai belum dibuka. Video selanjutnya, hari berikutnya pas tirai udah dibuka.
[versi instagram bisa di akses di Allah Maha Esa; postingan 13 Agustus 2022]
Apakah anak-anak belajar nulis Arab?
Kalau pas Ziyad, dia udah biasa dapat tugas nulis 1-2 halaman pelajaran bahasa Arab dari Abang sejak usia 9 tahun.
Pernah Ziyad dan Thoriq dititipin ke tempat Uus di Bantul karena pas hamil kembar, aku kontraksi intensif di usia kehamilan 7 bulan. Harus opnam2 hari karena disuntik pematang paru.
Ternyata dikasih kabar kalau Ziyad dikasih kegiatan nulis surat Al-Fatihah. Kebayang kalau anaknya belum biasa, bakal ngerasa berat banget.
Tapi aku belum belajar nulis khot waktu itu. Alhamdulilah tulisan Arab Ziyad sekarang menurut aki udah cukup rapi insya Allah.
Thoriq kemarin sempat belajar menulis dari salah satu buku. insyaAllah pas udah ketemu fotonya aku share dan jelasin tentang buku belajar khot.
Luma masih sangat pembiasaan di berbagai hal. Jadi belum intensif. Masih pelan-pelan tapi akan ada saatnya akan aku intensifkan insya Allah.
Meja panjangnya dipindahin ke dalam. Soalnya di luar lagi mendung. Kalau mendung, terasnya jadi gelap banget.
Ini mereka lagi ngerjain soal dari buku gasing. Bahas buku gasingnya di post sendiri ya insyaAllah. Belum foto-foto.
Mau cerita lainnya.
Waktu aku pikir bisa “narik napas” setelah antar Ziyad hari Kamis dan pelan-pelan mau beresin rumah setelah segala persiapan ke pondok 2 anak..
Ternyata ujian berikutnya langsung ada lagi…
Waktu Thoriq dijemput hari Sabtu, aku sambut di pintu ke arah garasi.
Abang langsung cerita sesuatu.
Thoriq yang lagi aku peluk juga langsung nangis. Kasihaan…
Malamnya dan hari-hari berikutnya, dia sakit. Drop, lemas, pilek.
Malam Rabu, aku pesan alat nebulizer khawatir Kholid ketularan dan efeknya bakal cepet kaya sebelum-sebelumnya.
Sengaja cari yang di Jogja. Kamis siang udah sampai alhamdulilah.
Alhamdulillah Kholid baik-baik aja.
Malam Kamis, akhirnya Thoriq diuap pakai minyak kayu putih pakai nebulizer.
Alhamdulillah ternyata ingusnya langsung keluar meleer…
Besoknya dia enakan dan lebih ceria. Udah bisa nimbrung sama adek-adeknya duduk di meja di video ini. Tapi nafasnya masih agak pendek. Jadi biar bener-bener nunggu fit dulu baru diantar ke pondok.
Ketika baru mau “narik napas” lagi, qodarullah Jumat pagi tiba-tiba Luma demam.
Laa haula wa laa quwwata illa billah…
Sehari sekali, Luma juga diuap minyak kayu putih.
Alhamdulillah jadi keluar ingusnya.
—
Alhamdulillah insyaallah mulai terlalui. Thoriq di antar sore ini ke pondok Luma udah enakan ga lemes lagi. Udah mulai tegak, makan sendiri dan mulai baca-baca lagi.
Alhamdulillah, resep ini termasuk yang aku catat di buku catatan yang pernah aku ceritakan. Buku catatan resep dimana aku mencatat resep yang sudah aku coba dan kemudian cocok. Jadilah, dari dulu aku selalu pakai resep ini alhamdulillah.
Resepnya gampang dan hasilnya enak insya Allah. Ringan dimakan jadi gak bikin jenuh kalau makan ini insya Allah. Beda kalau makan makanan bersantan, biasanya cenderung akan jenuh – kalau aku ya hehe.
Waktu bulan Desember gak ada yang bantuin karena ditinggal mudik, aku pembenahan rumah banget. Idealisme masih tinggi padahal anak-anak sakit bertubi-tubi.
Bahkan aku jadi ketemu celah-celah untuk memperbaiki kinerja sepupu suami. Mungkin karena pola berpikirnya, pekerjaan dia memang hal rumah tangga. Harusnya bekerjanya bisa bagus dan maksimal gimana sesuai harapan aku. Jadinya aku malah nyari pola gimana rumah rapi yang itu nanti akan didelegasikan tugasnya ke dia.
Namun, kali ini, aku merasa harus sangat menurunkan idealisme.
Yang aku pikirkan adalah gimana supaya aku bisa sederhana dan mudah mengerjakannya semua hal.
Sepuluh hari gak ada yang bantuin, nyiapin anak ke pondok dengan segala keriuhannya, sempat sakit infeksi yang bikin demam, kesibukan lebaran, akhirnya aku mulai ngedrop.
Malam lebaran, habis buka puasa dan makan bareng anak-anak, aku udah gak kuat lagi akhirnya langsung tiduran.
Pulang sholat Isya, Abang nyamperin peluk aku, cium pipi sayang sambil pegang kepala aku. Nyentuh muka aku yang panas. Bukan panas demam. Tapi panas karena udah super kecapekan. Terbayangkah capeknya kaya gimana kalau udah sampai panas badan kecapekan?
Sebelum lanjut bahasan lainnya, aku mau cerita salah satu cerita kehidupan yang ada pengaruhnya ke berbagai hal lainnya.
Adik sepupu Abang yang udah bantu dari sejak kembar lahir, udah ga bantu di sini lagi sejak awal Juli 2022 ini.
Sebenarnya, kami sudah mempersiapkan hal seperti ini sejak awal tahun 2021. Ketika dia mengabarkan sedang ta’aruf. Walau pada akhirnya ga berlanjut. Tapi ada hal lainnya juga yang terjadi waktu itu. Dia nyoba untuk melanjutkan kursus bahasa Arab secara online. Yang kalau secara tingkat materi dan tugasnya akan jauh lebih padat dibanding di kelas awal.
Waktu itu, bisa dibilang rasanya udah seperti ga ada yang bantuin. Karena dia masuknya sudah jam 13.30, yang berarti kerjaannya banyak banget yang udah aku beresin. Gimana kan ya, namanya rumah tangga perlu rapi beres-beres dari pagi.
Ditambah lagi, karena dia jadi kurang bisa konsentrasi karena ternyata jadi cukup tertekan karena tugas-tugas kuliah. Pekerjaannya jadi agak kurang maksimal. Bisa dibilang ada drama kehidupan yang aku lalui waktu itu dan cukup bikin guncang.
Musim Hujan
Di saat-saat seperti itu, hujan yang kadang berhari-hari, berefek jemuran yang ga selalu kering dalam sehari. Bahkan bisa berhari-hari. Terdengar biasa aja dan memang bagian dari kehidupan. Tapi, dengan jumlah baju seabrek karena anggota yang banyak, ruangan yang terbatas, waktu dan bantuan yang lagi sedang ga maksimal jadi membuat aku sibuk bolak-balik memasukkan baju yang belum kering untuk dijemur di teras.
Belum kebayang ya?
Jadi, pakaian yang di jemur di ruang jemuran dan kemudian ga kering, harus dimasukkan ke rumahm Aku bikin jemuran dadakan di teras. Akhirnya, baju yang tergantung di teras, jadi banyaaak banget.
Rumah jadi tambah terasa penuh dan berantakan.
Dryer
Alhamdulillah, sebelum kejadian itu, aku udah dapat info sedikit tentang dryer. Dryer yang biasanya butuh listrik banyak, bisa dimodif jadi memakai bahan bakar gas untuk energinya. Istilahnya, diconvert ke gas.
Akhirnya, aku ngajuin dryer ini ke Abang. Tentu saja disertai berbagai pertimbangan. Yang terutama adalah pertimbangan kalau misal adik sepupu Abang udah ga kerja di sini, kami udah sepakat kemungkinan besar ga pakai jasa asisten rumah tangga. Ada banyak pertimbangan. Tapi di postingan yang lalu-lalu, insyaAllah pernah aku sebut beberapa di antaranya.
Alhamdulillah, setelah diskusi yang kesekian, Abang setuju. Abang udah kasihan banget juga ngeliat aku yang juga mulai super kecapekan secara fisik dan mental. Seperti biasa, kami survey dulu ke toko yang memang khusus menjual alat-alat elektronik besar di Jogja. Namanya UFO.