Kompos Matang

Target keluar ke halaman (yang ga sering dilakukan ini 😊) adalah ngecek kompos yang kemungkinan udah matang.

Target awal planter bag paling besar ukuran 160l.

Proses isi sampah organik + daun kering di tiap wadah komposter sebenarnya udah lama banget.

Tapi, ketika udah mau “matang”, diisi lagi sama Abang, Ziyad atau Thoriq, karena biasanya nuang ke wadah mana aja yang terlihat lapang 😌.

Aku juga ikutan nuang tapi kadang-kadang aja, kalau pas lagi mau cek ricek kondisi atau rapihin beberapa hal di halaman seperti hari ini.

Sampai akhirnya, aku putusin beli tambahan 3 planterbag lagi ukuran 100l kemudian pesan ke semuanya untuk JANGAN tuang lagi di planter bag yang lama-lama, biar bener-bener bisa matang komposnya.



Setiap hal memang butuh kerjasama. Walau sesebentar apapun peran yang terlibat, semuanya berharga.


Misal:
– di rumah, semua udah tau, buang kulit buah, sayur, kulit telur, ya ke tempat sampah yang udah tersedia –yang aku taruh di bawah wastafel–.

– semua yang bertugas nuang dari tempat sampah organik ke planterbag perlu kerelaan melalui proses dari megang sampai nuang karena kadang ada baunya atau terlihat becek –karena kadang aku tuang air cucian beras yang tujuannya mempercepat penguraian 😊 –.

Tenang, kalau udah ketuang di planterbag dan bercampur dengan daun kering (unsur coklat), bakal aman ga ada bau insyaAllah.

Tujuan ngompos ini ga yang gimana-gimana. Kalau memang udah matang kemudian ga kepakai semua, ga punya tempat untuk nyimpan, ga punya waktu untuk ngolah semuanya, ga ada kenalan yang mau pakai, ya udah tuang ke tanah.

Insya Allah tetap bermanfaat di proses ngompos itu sendiri atau yang kembali lagi ke tanah Insya Allah :).



Planter bag ukuran 100 l (50 x 50cm) harga 18rb.
Tokonya di Tokopedia namanya MTP planterbag.

Mending pakai ini daripada yang didesain khusus ngompos –ada celah bukaan samping–. Kalau yang model gitu malah suka ambrol ga kuat nahan beban si kompos apalagi kalau diaduk-aduk.

Gimana sih sebenernya proses ngompos ini? Belum pernah aku bahas ya di blog.

Sekitar 2 hari yang lalu aku baru aja menjelaskan secara singkat di grup ibu-ibu RT karena berkaitan dengan penutupan sementara salah satu TPA di Jogja yang cukup bikin mikir penanganannya di tiap keluarga

Semoga Allah mudahkan untuk lebih bisa dijelaskan detil di blog teknis ngompos yang aku pakai ya.

Jogja, 27 Juli 2023



#komposcizkah #kompostercizkah #komposter #kompos #planterbag

Continue reading Kompos Matang

Jus Wortel

Sabtu kemarin jadwal ke dokter gigi, dan lagi dibahas tentang gigi bagian geraham yang masih agak goyang. Alhamdulillah yang depan udah bagus .

Keinget lagi tujuan beli slow juicer 3 th lalu kan utamanya untuk kesehatan gusi gigi ini.

Akhirnya meniatkan ngejus wortel lagi tapi nunggu Thoriq pulang. Karena ngejus ini butuh effort nyucinya biar sekalian dan biar Thoriq juga dapat manfaatnya.





Pas masa corona, aku pernah sakit gigi parah (yang waktu itu sakitnya bukan karena gigi bolong, malah secara dilihat biasa ya ga ada yang bolong).

Continue reading Jus Wortel

Apakah Bikin Kurikulum Sendiri?

Ada beberapa kali pertanyaan, apakah bikin kurikulum sendiri. Spesifiknya lagi, apakah bikin kurikulum yang isinya lebih ke arah sunnah?

Jawabannya: engga. Pakai buku pelajaran yang bisa dibeli di toko buku. Sesuai yang kemungkinan akan diujikan.

Pelajaran SD dan SMP
Pelajaran SMA

Apakah harus pilih atau seleksi yang kira-kira bisa kasih soalnya – khususnya agama – yang kira-kira anak-anak gak jadi salah paham?

Jawabannya juga engga. Karena ini bukan cuma PKBM yang tentukan, tapi juga dari pusat. Pun kalau ada soal-soal yang sekiranya gak sesuai yang kita didik ke anak, maka anak yang memang dibekali.

Ini salah satu contohnya.

Continue reading Apakah Bikin Kurikulum Sendiri?

Nasehat untuk Anak Perempuan

Sama seperti ketika aku bercerita tentang Thoriq saat hamil si kembar. Maka aku harus sampaikan juga ketika aku bercerita tentang Luma dengan karakter perempuannya, bukan berarti dia anak yang tidak baik. Masya Allah, malah banyak kelebihan-kelebihan lainnya yang Abang juga sering ingatkan aku.

Masing-masing anak tentu saja ada lika-likunya sendiri. Mendidik anak perempuan – yang ada kebengkokan di dirinya – dan dididik oleh aku yang juga perempuan – yang juga ada kebengkokan di diriku -, mungkin membuat suatu hal yang sederhana jadi bisa kompleks dari kedua belah pihak.

Alhamdulillah, Allah memberi petunjuk dan penguatan dalam mendidik anak Al-Qur’an. Kemudian Abang juga membantu mengarahkan aku untuk bersikap bagaimana menghadapi Luma. Tentu saja, di berbagai kesempatan, Abang juga ikut menasehati Luma. Biasanya tapi ketika momen ketika Luma sedang belajar sama aku, Abang gak ikut nyahut-nyahut saat aku memberi nasehat. Biasanya setelah selesai menasehati kemudian aku menghampiri Abang yang sedang kerja, Abang menguatkan aku dan mengingatkan aku untuk terus mendoakan dan sabar.

Continue reading Nasehat untuk Anak Perempuan

Salah Satu Momen Setoran; Sambil Rebahan di Kasur

Ga ada foto dan rekaman aktivitas yang lagi mau diceritain, jadi pakai foto September 2022.

Mau catat salah satu kondisi hafalan anak-anak.

Hari ini agak meriang jadi sambil nunggu Abang beli lauk, aku rebahan. Aku ajak kembar duluan yang setoran supaya terasa lebih ringan karena mereka lagi setoran di juz 30, setoran surat Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuha.

Setorannya alhamdulilah berjalan dengan smooth. Mereka sambil duduk dekat aku, aku peluk-peluk atau mereka yang dusel-dusel di sekitarku. Sebelumnya juga bisa cium-cium dulu pipi mereka.

Ini sekalian buat meluruskan kesalahpahaman bahwa setoran hafalan itu harus dengan kondisi yang strict banget.

Di beberapa postingan saat kembar masih bayi, bisa dibilang setoran kakak-kakaknya hampir selalu di kamar karena harus menyusui mereka.

Tadi yang setoran, giliran pertama Handzolah baru Kholid.

Pas Handzolah udah selesai, aku bilang ke dia untuk ngelancarin 1 ayat baru yang masih agak kelibet di surat Al-Qolam (kemarin aku tes).

Dia kelihatan keberatan – karena baru aja setoran 3 halaman. Alhamdulillah bisa dibilangin, “Itu cuma 10x Han, Handzolah udah hafal kok. Cuma perlu dibenerin biar ga kelibet.”

Biar dia merasa itu bukan hal yang berat banget.

Yang namanya anak-anak berat ketika ibadah itu wajar, yang dewasa aja gitu kan. Tugas kita bimbing dan didik.

Ada satu syubhat yang aku lihat bersliweran ttg mendidik anak menghafal Al-Qur’an kemudian diidentikkan dengan sekedar mendidik kognitif anak atau hal-hal “negatif” karena anak dipaksa menghafal.

Akhirnya jadi pembenaran untuk “Iya ya, ga usah didik anak hafal Al-Qur’an.”

Semoga Allah mudahkan buat meluruskan pola pikir ini ya.

Disclaimer:
Sendal Handzolah pas lagi rusak terus pakai sendal lama bang Thoriq-nya 😊

13 Juli 2023
Jogja
cizkah

Kacamata Plus 1

Bulan lalu, pas lagi hari-hari kurang tidur dan ga enak badan (akhir Mei 2023), kirain karena ini jadi matanya gak bekerja maksimal. Mikirnya karena anemia. Ternyata hampir sebulan masih sama. Setiap mau baca, ngeblur kaya harus kerja keras untuk fokus dan tetep ga fokus-fokus matanya hehe.

kacamata plus
ini dari kitab maany bahasa arab

Sebenarnya udah ada yang dm ke aku, pas aku share foto salah lihat angka pas dibantu nyari ayat sama Abang. Kemungkinan kalau di atas 40, bakal plus atau rabun dekat. Waktu itu masihi berharap gak perlu pakai kacamata, jadi belum serius minta anter ke optik. Masih mencoba melalui dulu.



Akhirnya mulai serius minta anter ngecek mata. Soalnya bener-bener yang ngeliat tulisan kaya langsung masuk ke area gak jelas. Udah mulai ngerasa capek setiap ada momen kaya gitu, karena harus kerja keras matanya.

Continue reading Kacamata Plus 1

Protes atas Kemudahan Orang Lain

Kalau melihat judulnya, semua orang udah bakal tau bahwa ini adalah hal yang kurang bagus.

Kalau dibalik dan dikaitkan dengan akhlak baik adalah:

  • Ikut bahagia dengan kemudahan atau kenikmatan yang orang lain dapatkan.
  • Kalau bisa ada yang bisa dibantu dari kesulitan orang lain, maka dibantu.
  • Kalau gak bisa bantu langsung, bantu dengan mendoakan. Ini mesti dibiasakan, bahkan ke orang yang gak kita kenal. Mendengar kesulitan yang sesama muslim lainnya miliki, kita segera mendoakan mereka dan kemudian berlindung agar gak ditimpa musibah yang sama.

Kenyataannya, praktek akhlak itu GAK SEMUDAH ketika membaca pesan-pesan untuk berakhlak baik seperti di atas.

Kejadiannya, akhirnya malah seperti di judul: PROTES dan gak seneng atas kemudahan orang lain :).

Contohnya yang paling gampang dalam masalah harta. Ada orang lain bisa dengan mudah bangun rumah, punya mobil. Mulai timbul rasa gak seneng. Iya, ini sebenarnya bibit-bibit iri atau bahkan memang iri itu sendiri. Kalau sudah berwujud, iri itu seperti protes; protes karena orang itu bisa punya ini itu, kenapa dirinya gak punya.

Selain protes atas harta yang dilimpahkan ke orang lain, ada juga bentuk protes lainnya.

Yang pernah aku ketahui di kehidupan nyataku, itu cukup mengejutkan. Bahkan untuk hal yang itu gak menyangkut harta atau keberhasilan yang gimana-gimana.

Continue reading Protes atas Kemudahan Orang Lain

Dua Hal Terkait Keputusan Besar

Makasi banyak buat semua yang sudah memberi perhatian atau mendoakan kami setelah membaca tulisan Keputusan Besar.

Ada yang ngira aku masih sedih banget karena kejadian itu.

Alhamdulillah semua baik-baik aja. Kami baik-baik aja. Bahkan sejak keputusan itu kami buat, kami yakin ini yang terbaik dari Allah dan dengan itu insya Allah malah sangat bersyukur, alhamdulillah.

Ada yang kurang bisa memahami cerita yang kemarin. Tapi ada juga yang jeli dengan memperhatikan sebab utamanya yang kemudian tentu saja ada hal-hal yang menyertai kenapa hal itu bisa terjadi.

Iya, memang gak ada sekolah yang sempurna untuk anak-anak kita. Mungkin ada yang menganggap kami terlalu perfeksionis karena mengeluarkan Ziyad dari pondoknya. Tapi sebenarnya anggapan itu karena prasangka atau menilai dengan sudut pandang yang berbeda karena tidak merasakan atau belum mengetahui hal mendalam yang ada di balik keputusan kemarin.

Continue reading Dua Hal Terkait Keputusan Besar

Keputusan Besar

Nasehat-nasehat yang muncul selama hari-hari terakhir Ziyad izin sakit cacar di rumah sebenarnya gak ada hubungannya sama hal yang terjadi kemudian. Cuma kalau dipikir-pikir sebenarnya bisa saja akarnya adalah hal besar yang baru kami ketahui kemudian.

Rabu, 17 Mei 2023

Ziyad diantar kembali ke pondok hari Rabu sore. Waktu menyiapkan kembalinya dia ke pondok gak ada pikiran apa-apa. Memang sudah disiapkan kemungkinan akan lama karena libur panjang lagi itu ya sekitar bulan Desember.

Sore itu juga, aku mengabarkan ke musyrif Ziyad. Ziyad diantar sore itu ke pondok.

Sampailah malamnya dimana aku melihat percakapan di grup ummahat pondok yang membuat aku berpikir ulang tentang hafalan Ziyad. Ada sesuatu yang sepertinya “aneh” kalau dikaitkan dengan hafalan Ziyad yang menurut aku ko seperti gak jelas sebenarnya sekarang sampai di tahap apa. Walaupun sepanjang dia di sana, yang sering kami tanyakan ya hafalannya gimana.

Akhirnya mulailah aku membuka lagi percakapan dengan musyrif Ziyad. Menanyakan sebenarnya bagaimana proses dan tahapan di pondok untuk menguatkan sampai ke arah tasmi 30 juz. Ini baru target minimal ya. Belum ke arah sanad.

Aku gak bisa cerita detil banget ya. Musyrif Ziyad ini ustadz pengabdian. Jadi beliau memang sekedar menjalankan tugasnya sesuai batasan yang diarahkan. Kalau secara sistem, aturan, pembagian halaqoh bukan wewenangnya.

Berbarengan dengan proses aku menanyakan ke musyrif Ziyad, aku juga menanyakan ke grup ummahat bagaimana proses di pondok. Maklumlah. Ziyad kan santri baru. Aku masih merasa meraba-raba berbagai hal.

Aku menyampaikan kondisi hafalan Ziyad ketika proses penerimaan —yang ini terjadi di bulan November 2021— sedangkan sekarang sudah bulan Mei 2023.

Ziyad sudah hafal 30 juz di bulan Agustus 2021. Sudah melalui proses mengulang setoran dari juz 1-30 dan sudah ke setoran putaran kedua. Di putaran kedua ini, kondisi hafalan Ziyad sudah mutqin (hafalannya kuat) 15 juz. Ust Izzudin dari pondoknya saat SMP waktu itu memperkirakan beberapa bulan lagi akan selesai 30 juz penguatannya.

Setahun telah berlalu di pondok SMA. Hal itu gak terjadi.

Aku punya catatan tentang jawaban ust Izzudin saat proses tes Ziyad bulan November 2021 itu di unggahan instagram yang ini:

Percakapan-percakapan selanjutnya dengan musyrif-lah yang membuat hatiku hancur.

Bahkan ada hal-hal lain dari info yang aku dapatkan yang bikin sedih. Waktu mendapat jawaban musyrif Ziyad ada satu jawaban yang paling bikin sedih berkaitan dengan pembagian halaqoh, aku cuma jawab, “Sedih saya ustadz. Qodarullah wa masya a fa’al.”

Continue reading Keputusan Besar

Ngobrolin Sebuah Kitab

Seperti biasa, ada momen aku masuk kamar, ngobrol sama Abang sebentar yang lagi kerja atau lagi belajar.

Biasanya aku rebahan di kasur ukuran satu meter yang kalau siang, dua kasur ini disusun supaya kamarnya jadi terasa lebih lapang dan kursi kerja Abang bisa cukup di area yang kosong.

Aku cerita tentang hal yang abis aku lalui di depan laptop sambil rebahan.

“Bang, aku kan baca dari jurnal dosen — suatu universitas di Indonesia—, kan beliau nyebutin pembagian al-adhdaad (kontranimi)*. Terus aku cari kan kitab aslinya. Tapi kok gak ketemu gitu ya, Bang yang disebut halamannya.”

“Kok kayanya gak cocok ya bang itu kitabnya, lebih ke kitab nahwu. Nama kitabnya Jamiii’ Ad-Duruus Al-‘Arobiyyah,” aku sebutin nama kitabnya pelan-pelan. Aku inget karena baru aja aku catat juga di telegram aku (https://t.me/cizkahcom). Oh ya, ini aku ngomong “gak cocok” dengan ke-sotoy-an aku aja ya hehe, kan belum pernah mempelajari kitabnya dari awal-akhir.

Abang yang dari tadi dengerin cerita aku sambil duduk tetap sambil menghadap mejanya ternyata langsung jawab,

Continue reading Ngobrolin Sebuah Kitab

Ujian Bertubi-Tubi; Nasehat Berkali-Kali

Bisa dibilang, kesedihan-kesedihan kemarin, itu sebenarnya karena hal yang berbeda-beda. Berkecamuk. Yang sulit dijelaskan dan sepertinya gak tau apakah bisa aku ceritakan. Tapi, ada beberapa hal yang paling bikin sedih yang itu berkisar pada Ziyad.

Sungguh, dia sakit cacar ini, yang terbaik dari Allah. Banyak hal, seperti jadi terbuka dan lebih jelas lagi setelah dia lebih enakan dan tinggal menunggu cacarnya kering (yang sampai gak tahap menularkan orang lain). Waktu libur Ramadhan ini, hal ini sama sekali gak terlihat.

Puncaknya adalah malam ini.

Continue reading Ujian Bertubi-Tubi; Nasehat Berkali-Kali

Cerita Hari Ini – Cari Mangkok Sampai Teh Chamomile – Selasa,16 Mei 2023

Setelah hari-hari kemarin yang sungguh melelahkan, hari ini kayanya lebih melelahkan – atau lebih tepatnya menyedihkan.

Setelah kemarin nangis karena 2 atau 3 hal. Hari ini nangis karena hal yang berbeda.

Aku ajak keluar Abang sore buat keluar sejenak dan cari angin sambil lihat mangkok di Progo karena udah BANYAK banget mangkok, gelas dan piring yang pecah selama berapa bulan ini dan mengalami peningkatan selama bulan Ramadhan kemarin. Sebabnya karena pemakaian barang pecah belah yang lebih intensif dan juga acara cuci piring yang dikerjakan bergantian.

Sampai Progo, ternyata semakin sadar kalau di Progo memang isi variasi mangkok dan piringnya gak sebanyak di Fortuna. Atau mungkin karena ini Progo Palagan, bukan Progo Pusat.

Sampai kasir, nunggu Abang selesai bayar, nangis lagi ngalir aja udah air matanya. Sampai parkiran, rasanya pingin nangis lepas sesunggukan. Sedih banget pokoknya hati ini.

Continue reading Cerita Hari Ini – Cari Mangkok Sampai Teh Chamomile – Selasa,16 Mei 2023

Kapan Luma Bisa Baca?

Waktu itu pernah ada yang curhat, insecure karena baca di blog kalau Ziyad umur 5 th udah bisa baca. Padahal baru aja aku omongin kalau Luma baru aja bisa baca (pas hampir 7th).

Dibanding kakak atau adiknya, Luma termasuk yang paling lama baru bisa baca latin atau iqro-nya. Sebabnya banyak. Belum pernah dibahas tapi ^^. Yang mau aku sampaikan di sini, jangan khawatir insya Allah.

Alhamdulillah minat baca Luma besar bahkan sebelum bisa baca. Makanya pas udah bisa baca, banyaaak banget yang udah dia baca alhamdulillah.



Sebenarnya ini caption untuk salah postingan di instagram. Postingan yang ini tapi sudah aku edit supaya gak salah paham. Walau pada akhirnya, Luma sama Thoriq sempat baca juga buku ini, tapi bagian awalnya dilewat-lewatin.

Jadi, setelah aku cek lagi tanya ke Luma, apa dia sudah selesaikan buku yang ini, dia belum selesaikan atau baca.

Continue reading Kapan Luma Bisa Baca?

Kupas Nanas

Cerita tentang kupas nanas ini, bermula ketika aku share di story instagraam. Waktu itu sekilas aja karena abis ngupasin nanas buat kembar pas sahur di hari-hari terakhir Ramadhan.

Waktu itu aku ngupasin jam 3-an. Awalnya setengah nanas buat krucil. Akhirnya aku lanjutin ngupas setengah lagi buat yang lainnya.

Tapi bikin storynya agak salah kalimat, harusnya “Jangan dibawa beban kupas nanas,” kalimat yang aku bikin malah “Jangan dibawa beban potong nanas.” Hehehe…kalau cuma potong mungkin semua orang gak ada beban ya.

Nah…beberapa hari kemudian posting lagi ttg kupas nanas, ternyata ada beberapa dm yang bilang baru tahu dan pingin tahu kelanjutannya. Karena storynya memang aku sengaja hentikan dan cukupkan dengan satu gambar aja. Padahal udah foto kelanjutannya. Udah niat mau ditulis di blog aja.

Continue reading Kupas Nanas