Nulis kisah di bawah ini tanggal 12 Maret, tapi belum selesai, terus aku tinggalin lamaaa karena pingin menikmati masa-masa gak di depan laptop selama sebulanan kemarin ^^ (sekarang udah balik kerja lagi alhamdulillah ^^)
***
Ahad 23 Feb 2014
Keluar flek. Kontraksi-kontraksi yang lebih sering dari biasanya. Aku anggap masih Braxton Hicks.
Senin 24 Feb 2014
Masih keluar flek dan lendir. Sedikit. Kontraksi masih tak teratur.
Selasa 25 Feb 2014
Masih kontraksi lagi…gak ada perubahan…flek masih keluar. Jelas bukan termasuk nifas. Masih sholat dan beribadah seperti biasa.
Rabu 26 Feb 2014
Kontraksi teratur dari jam 7 malam. Abang sudah menelpon Zakkiy. Rencana yang kami susun adalah Zakkiy ini yang akan menemani anak-anak ketika abang udah masuk bersama aku ke ruang bersalin. Menjelang tengah malam, Zakkiy juga masih sempat meng-sms abang untuk menghubungi kapan saja kalau memang sudah saatnya. Intinya, kirain bakal ada kemungkinan lahiran dini hari itu. Tapi kita memang gak tahu apa yang terjadi di masa depan. Sampai subuh Kamis esok harinya, kontraksi malah berhenti.
Kamis 27 Februari 2014
Sengaja aku mengajak jalan (kaki) anak-anak. Beberapa waktu sebelumnya aku juga memang kurang berjalan kaki. Mulai dari debu abu gunung Kelud, sampai Thoriq yang kena Hand Foot Mouth Deasease aka Flu Singapura di minggu 38 kehamilan.
Tempat yang jadi tujuan jalan kaki kali itu adalah ke warung yang ada es krimnya. Cuma sekitar 200m dari rumah.
Qodarullah, karena mati lampu, si penjaga warung tak berani membuka kulkas es krim. Akhirnya aku putuskan berjalan ke jalan raya besar. Tujuan utama, indomaret. Jauhnya…hmm…mungkin ada 1,5-2 km. Alhamdulillah ternyata mereka kuat. Pulangnya kami sempat terkena rintik-rintik hujan. Petualangan…^^.
Saat pulang, di pertengahan jalanThoriq sempat bertanya, “Abi mana Mi?” Mungkin karena dia sudah merasa lelah. Biasanya abang yang akan menggendongnya. Takjubnya aku, dia sama sekali gak minta gendong ke aku. Seakan-akan memang sudah mengerti bahwa dia gak akan/gak bisa digendong.
Jumat 28 Februari 2-14
Pagi masih curhat-curhatan sama Abang. Membicarakan si baby yang belum lahir juga. In sya Allah semua ada hikmahnya. Saat sholat Dzuhur, dalam sujud aku berdoa, “Ya Allah, semoga bisa lahir hari ini ya Allah…” Kontraksi hari itu memang lebih sakit dari biasanya. Tapi masih tak teratur.
Setelah makan siang, aku ngajak Abang untuk periksa ke Sakina. Cuma cek aja. Karena sudah 5 hari kondisinya gak ada perubahan. Pingin ngecek denyut jantung bayi. Tadinya mo berangkat sore hari. Tapi Abang bilang juga mo syuting. Ya sudahlah…siap-siap. Sampai di Sakina jam 3-an.
Melihat di catatan medis yang dicatat perawat di luar ruangan, bidan “periksa dalam”. Anak-anak dibawa keluar oleh abang.
Ternyata oh ternyata…mba Yani -bidan yang memeriksaku- berkata,
“Ini udah bukaan 3 ini….Mondok aja ya…”
Baca selengkapnya Kisah Proses Melahirkan Lumah Lamiah