Mulai dari mana ya menyampaikan ini. Sebenarnya, ide tentang ini sudah sejak beberapa bulan yang lalu. Aku cerita sedikit dulu ya. Tolong jangan langsung scroll ke bawah, tolooong… Apalagi kalau ada yang langsung mau isi form begitu saja tanpa tahu latar belakangnya. Bisa gak paham mindset sesuatu yang mudah-mudahan bisa kita jalani ke depannya insya Allah.
Ide ini mulai muncul, sebab utamanya karena setiap kali ke toko buku Toga Mas, kondisinya dalam keadaan sepi masai. Sebagai orang yang udah ke Toga Mas dari masa kuliah dan dan juga rutin bawa keluarga ke sana, rasanya sedih. Ada rasa khawatir. Toko buku sebesar Gunung Agung aja udah berakhir gak ada lagi.
Sebentar, duh, beneran mengurai apa yang di otak sepertinya gak mudah. Aku cerita dulu aja ya tentang toko buku dan kebiasaan membaca. Teman-teman. Kita gak bisa pakai pemikiran, “Kan ada toko buku online.” “Gpp, di online malah lebih murah sering diskon.”
Kita gak sedang memikirkan diri kita sendiri dan apa yang sudah kita ketahui dan jalani. Kita pikirkan lebih jauh untuk orang-orang tercinta di sekitar kita. Anak-anak kita.
Mereka bukan sosok manusia yang sudah hidup dari kemarin dan sudah punya kebiasaan, pemikiran, kemampuan seperti kita. Ada hal-hal yang kita perlu tumbuhkan, sirami, bimbing, dan jaga.
Kegemaran membaca dan memiliki rasa kecintaan dengan buku bukan sekedar karena sudah dibelikan ayah dan ibu. Ada paket datang isi buku.
Ada hal yang gak bisa dirasakan dan dijelaskan dengan mendatangi toko buku.
Kadang, rasa ingin membaca itu belum muncul saat awal. Tapi dengan mengunjungi buku, melihatnya, memegangnya, sampai akhirnya MULAI membaca isinya. Pelan-pelan, insya Allah akan tumbuh kesukaan itu. Kesukaan membaca buku.
Rasa memegang buku, melihatnya, memilih buku, menahan diri saat menginginkan suatu buku, mengunjunginya bersama keluarga. RASA yang gak bisa didapatkan kecuali dengan mendatanginya langsung.
Waktu memutuskan mengeluarkan Thoriq dari pondok, salah satu yang dipikirkan tentu saja terkait hafalannya.
Ketika Thoriq masuk ke pondok, jumlah hafalannya lebih banyak daripada ketika Ziyad masuk pertama kali ke pondok. Secara kemampuan menghafal, aku pikir berarti dia bisa cepat dan biasanya insya Allah juga kuat. Ini dari pengalamanku menyimak dia sampai lulus SD.
Hafalan Thoriq terakhir dari belakang itu sampai surat Az-Zumar (± 8 juz). Dari depan sampai Ali Imron (± 4-5 juz). Total hafalan Thoriq yang di bawa dari rumah berarti sekitar ± 12 juz.
Kemarin-kemarin, waktu Jogja lagi dingin-dinginnya, anak-anak sempat akai jaket ketika tidur. Suatu malam menjelang tidur, Kholid lagi pakai jaket karena udara Jogja memang lagi dingin-dinginnya. Dia pasang ritsleting sendiri. Pas selesai masang dia bilang,
“Mi, Kholid dulu pas bisa pasang ritsleting seneng.”
Aku jawab, “Iya dong..semua kemampuan baru gitu. Makanya disyukuri. Kaya waktu kalian baru bisa baca, kan semangat banget tuh baca apa aja.”
“Jangan sampai lupa sama nikmatnya yang udah Allah kasih. Malah nanti jadinya (misalnya) lebih sering nonton, main.”
—
Begitulah, kita dikasih kemampuan sama Allah banyak banget. Tapi berlalu waktu, mungkin jadi dianggap remeh atau jadi hal yang biasa. Padahal kalau diinget lagi gimana usahanya, gimana saat pertama bisa…itu nikmat banget insya Allah.
Jangan sampai nikmat itu dilupakan dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Kita terus berdoa supaya nikmat itu tetap ada.
Di Al-Qur’an, kita sering dapati ayat-ayat yang menyuruh yang Allah sedang ceritakan untuk mengingat nikmat-nikmat yang Allah berikan. Bahkan Rasululllah ﷺ pun Allah ingatkan tentang nikmat yang Allah berikan.
Makasi banyak buat semua yang sudah memberi perhatian atau mendoakan kami setelah membaca tulisan Keputusan Besar.
Ada yang ngira aku masih sedih banget karena kejadian itu.
Alhamdulillah semua baik-baik aja. Kami baik-baik aja. Bahkan sejak keputusan itu kami buat, kami yakin ini yang terbaik dari Allah dan dengan itu insya Allah malah sangat bersyukur, alhamdulillah.
Ada yang kurang bisa memahami cerita yang kemarin. Tapi ada juga yang jeli dengan memperhatikan sebab utamanya yang kemudian tentu saja ada hal-hal yang menyertai kenapa hal itu bisa terjadi.
Iya, memang gak ada sekolah yang sempurna untuk anak-anak kita. Mungkin ada yang menganggap kami terlalu perfeksionis karena mengeluarkan Ziyad dari pondoknya. Tapi sebenarnya anggapan itu karena prasangka atau menilai dengan sudut pandang yang berbeda karena tidak merasakan atau belum mengetahui hal mendalam yang ada di balik keputusan kemarin.
Waktu itu pernah ada yang curhat, insecure karena baca di blog kalau Ziyad umur 5 th udah bisa baca. Padahal baru aja aku omongin kalau Luma baru aja bisa baca (pas hampir 7th).
Dibanding kakak atau adiknya, Luma termasuk yang paling lama baru bisa baca latin atau iqro-nya. Sebabnya banyak. Belum pernah dibahas tapi ^^. Yang mau aku sampaikan di sini, jangan khawatir insya Allah.
Alhamdulillah minat baca Luma besar bahkan sebelum bisa baca. Makanya pas udah bisa baca, banyaaak banget yang udah dia baca alhamdulillah.
—
Sebenarnya ini caption untuk salah postingan di instagram. Postingan yang ini tapi sudah aku edit supaya gak salah paham. Walau pada akhirnya, Luma sama Thoriq sempat baca juga buku ini, tapi bagian awalnya dilewat-lewatin.
IXL.com adalah website yang berisi latihan-latihan interaktif untuk beberapa mata pelajaran yang bisa digunakan oleh anak dari berbagai rentang usia secara GRATIS. Bahkan dari usia balita. Latihan yang disediakan adalah untuk empat mata pelajaran, yaitu: math, science, language art dan social studies. Yang sampai saat ini kami rutin gunakan adalah untuk mata pelajaran math, atau lebih sering kita sebut Matematika.
Jika sarana belajar online lainnya hanya mengaktifkan sebagian sarananya, IXL membuka SEMUA akses latihan di websitenya. Tapi setelah menjawab beberapa soal, maka akan muncul pesan bahwa si anak telah mencapai batas latihan harian untuk versi tak berbayar. Kalau mau lanjut, silakan bayar :D.
Saat memperkenalkan anak dengan huruf-huruf hijaiyah, rasanya semua bisa berjalan menyenangkan. Anakpun – biasanya – menjalaninnya tanpa menyadari bahwa mereka sedang belajar.
Namun, ketika diarahkan mulai belajar secara formal dan mengarah kepada harokat, kemudian huruf bersambung dan seterusnya, akhirnya beberapa kendala pun mulai muncul.
Memang tidak semua anak. Luma, anak ketiga saya, dengan senang hati – bahkan meminta – untuk dibacakan flashcard berharokat. Dari harokat fathah sampai dhommah. Per huruf.
Sedangkan pengalaman belajar dengan Thoriq – anak kedua saya, ketika bertemu harokat kasroh dan dhommah cukup lama membiasakannya. Mulut dan lidahnya terkesan kagok. Saat memperkenalkan hijaiyah berharokat, saya memang fokus saja dengan harokat fathah sampai akhirnya dia mulai belajar hijaiyah tahap lanjutan.
Dari berbagai latar belakang itulah, akhirnya saya mencoba membuat video huruf hijaiyah berharokat. Semoga bisa dilanjutkan ke tahapan belajar selanjutnya, yaitu mengenal huruf bersambung, mempelajari mad, tanwin, sukun dan materi lainnya dalam rangka anak menuju bisa baca Al-Qur’an.
Counting beads atau bead bars montessori adalah manik-manik bersusun. Susunannya dimulai dengan angka satuan. Adapula yang telah disusun menjadi ratusan (square beads). Tahap lanjutan adalah susunan manik yang menjadi ribuan (cube beads).
Pada artikel kali ini, kita akan membahas dari yang paling dasar. Yaitu membuat bead bars satuan. Bead bars ini insya Allah sangat mudah dibuat. Manik-manik bersusun ini dapat digunakan sebagai salah satu media belajar untuk anak-anak. Manfaatnya sangat banyak. Mulai dari pengenalan sederhana angka 1-10. Sampai akhirnya kemudian mengenalkan puluhan dan satuan, penjumlahan bahkan perkalian (contoh foto penggunaan di bawah). Karena ada benda nyata yang dapat dihitung, insya Allah akan memudahkan anak untuk memahami materi yang sedang dipelajari.
Bahan-bahan:
Kawat 1 mm – 1,5mm (tergantung lubang manik yang Bunda gunakan). Untuk alternatif, bisa menggunakan klip kertas – menghindari mendapatkan kawat yang mudah berkarat -.
Manik-manik. Untuk manik-manik ini, jika berdasarkan metode Montessori memiliki panduan warna sebagai berikut:
1 = merah
2 = hijau
3 = merah muda
4 = kuning
5 = biru muda
6 = ungu
7 = putih
8 = coklat
9 = biru tua
10 = emas/kuning tua
Alat:
Tang potong (cutter plier)
Tang putar (round nose plier)
Tang jepit (flat nose plier)
Tips Pendahuluan:
Coba buat dari yang paling mudah agar semakin terbiasa, yaitu dari susunan 10 manik.
Panjang kawat setiap susunan tergantung dari besar manik/mote yang kita gunakan.
Untuk mudahnya, susun dulu sesuai jumlah yang diinginkan. Lebihkan 2 cm untuk membuat loop di setiap ujung bar.
Yuk lebih jelasnya kita ikuti langkah membuatnya:
Potong kawat sesuai panjang yang dibutuhkan.
Buat loop di salah satu ujung. Caranya putar dengan menggunakan tang putar.
Biasanya setelah diputar, posisinya jadi tegak lurus, ubah agar menjadi lurus.
Isi dengan manik-manik.
jangan khawatir jika masih bengkok-bengkok…bisa kita luruskan nanti insya Allah
Bengkokkan tegak lurus (90 derajat) sisa kawat yang ada (1cm) ke arah kanan.
Putar ke arah 180 derajat ke arah berlawanan. Insya Allah untuk awal-awal mungkin perlu adaptasi. Tapi setelah terbiasa insya Allah kita akan bisa membentuk bulatan loop yang sempurna.
Agar sama sisi kanan kiri (sejajar dan lurus menghadap ke muka), jepit salah satu loop dengan tang jepit dan loop lainnya dengan tang putar. Samakan arah loop agar hasil bead bar kita rapi :).
Selesai
Lakukan untuk susunan warna manik lainnya. Untuk tahap awal, saya membuat 10-11 manik untuk masing-masing angka satuan. Simpan manik-manik yang Bunda telah buat di wadah agar anak mudah menggunakannya sewaktu-waktu.
Manik-manik 10 dibuat sebelum ada wadah dan ternyata telah menyebar kemana-mana 😀
Insya Allah cukup satu hari untuk melakukan ini jika dilakukan continue untuk masing-masing 10 tangkai setiap warna.
Untuk susunan satuan 10, jika ingin untuk tahapan mempelajari angka 1-100, maka kita perlu lebih banyak lagi membuat angka 10 ^^.
Berikut beberapa gambar penggunaan bead bars ini untuk mempelajari angka/berhitung pada anak-anak. Mulai dari yang sederhana seperti belajar satuan, sampai ke belajar perkalian atau pembagian.
Belajar satuan (sumber: ktw-worksheets.tech)
Belajar puluhan (Sumber http://www.familyfecs.com/)
Belajar Faktor (Sumber: jojoebi-designs.com)
Belajar Perkalian (Sumber: montessorischoolathome.blogspot.com)
Belajar bilangan lompat/skip count (Sumber: http://www.makingmontessoriours.com/)
Bunda tentu tahu kisah nabi Adam ‘alaihissalam. Manusia dan nabi pertama yang Allah ciptakan. Diciptakan dengan tangan-Nya. Diberikan kelebihan oleh Allah dibandingkan dua makhluk yang Allah ciptakan sebelumnya, yaitu Malaikat dan Jin.
Yuk Ayah Bunda, ajak anak-anak memuliakan tamu. Ajak pula adab-adab kepada tamu serta ketika kita sendiri menjadi tamu.
Kenalkan anak-anak kita dengan teman-teman kita. Agar mereka juga belajar memuliakan teman-teman Ayah Bundanya, dan melanjutkan hubungan baik ketika kita telah tiada.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
Contoh-contoh dari kisah nabi yang memuliakan tamu bisa disampaikan sebagai teladan terbaik. Misalnya kisah nabi Ibrohim yang menghidangkan daging anak sapi yang gemuk dengan tangannya sendiri, bukan melalui budak atau pembantunya.
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
Atau kisah nabi Luth yang juga memuliakan tamunya dan malu ketika kaumnya berbuat tidak sopan kepada tamunya.
“Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu membuatku malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al Hijr: 68-69)
Semoga Allah memberi akhlak dan kepribadian yang baik untuk kita semua sekeluarga serta anak keturunan kita.
Media belajar anak terkadang – bagi saya – tidak cukup satu saja. Dan ketika menemukan alternatif media belajar yang menarik di internet, rasanya seperti menemukan harta karun saja.
Website yang akan kita bahas kali ini adalah MedinaKids.com.
Kali ini, saya tidak akan mereview website Medinakids secara keseluruhan. Karena saya pribadi memang belum explore dan memanfaatkan website tersebut secara keseluruhan.
Pada halaman depan, terdapat pilihan untuk memilih konten berbahasa Arab atau Inggris.
Halaman depan medinakids.com
Jika menu English diklik, maka tampilan kontennya adalah seperti ini
Konten yang akan kita bahas kali ini ada di bagian konten berbahasa Arab. Terdapat berbagai konten yang menarik yang berkaitan dengan bahasa Arab. Ada tentang hijaiyah, warna, angka dan seterusnya.
Untuk masuk ke halaman printable, kliklah menu bertuliskan huruf (حروفي)
Klik menu yang kami tunjuk dengan panah merah
Setelah masuk, Bunda akan melihat halaman seperti berikut.
Untuk masuk ke halaman printable, klik masing-masing huruf satu persatu
Di sebelah kiri, ada banner-banner yang berisi tombol-tombol kecil yang jika di klik akan mengarah ke huruf yang dimaksud. Misal kita klik tombol alif, maka akan muncul halaman seperti berikut.
lucu yah, masya Allah
Jika sedang mengakses komputer/laptop bersama si kecil, Bunda bisa mengklik banner di sebelah kanan. Masing-masing kosa kata sesuai huruf akan muncul disertai suara yang sesuai. Menarik sekali masya Allah.
Saya telah mencoba mendownload setiap huruf dari alif sampai ya. Alhamdulillah. Bisa mendapatkan alternatif untuk anak bermain mewarnai sambil mengenalkan huruf hijaiyah. Untuk anak yang lebih besar bisa dilanjutkan dengan meminta anak latihan menulis di huruf yang disediakan.
Jika mengeskplor menu-menu yang tersedia di MedinaKids.com, in sya Allah banyak konten menarik lainnya yang akan Bunda temukan untuk alternatif media belajar bagi si kecil.
Banyak pengetahuan yang memang bisa didapatkan dari buku. Banyak juga buku yang secara tampilan menarik untuk dibaca. Sayangnya, tidak semua isi dan ilustrasi buku baik dan bagus.
Beberapa buku pengetahuan kami, isinya disampaikan dengan model komik. Ada tokohnya, ada pembicaraannya, ada ceritanya. Anak-anak sukaa sekali dengan buku ini.
Sayangnya, terkadang, dari pembicaraan yang dilakukan tokoh ada hal-hal yang sebenarnya kurang baik berdasarkan syariat Islam. Atau bahkan alur cerita yang kurang mendidik bahkan bisa merusak akidah. Yang seperti ini, biasanya kami edit.
Buku yang lain, memuat pengetahuan dengan ilustrasi yang menarik.
Sayangnya, banyak wanita digambarkan dengan aurat terbuka. Yang seperti ini pun, kami edit :).
Karena kita pada asalnya, bertanggung jawab atas anak-anak kita.
Jangan sampai anak-anak “rusak” akidah dan pemikirannya karena buku-buku yang kita belikan untuk mereka.
Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. [HR. Bukhari]
Manfaat Aktifitas Ini:
Orang tua mengetahui isi bacaan anak.
Anak sambil belajar mengetahui mana yang patut dan tidak patut untuk dilihat ataupun diserap ilmunya.
Anak belajar mengetahui mana yang benar dan salah.
Alhamdulillah, di buku-buku selanjutnya yang kami miliki, anak-anak mulai paham dan bahkan mereka sendiri yang kemudian memberitahu jika mereka menemukan hal yang perlu untuk diedit.
Yuk lihat-lihat buku-buku kami yang telah diedit.
Lihat, ada aktifitas yang mengajarkan anak untuk membuat jimat. Padahal jimat sangat terlarang dalam Islam.
Aurat yang telah ditutup
Pada buku ditulis kodok bernyanyi. Padahal suara kodok adalah tasbih. Sangat berbeda jauh antara nyanyian yang melalaikan dan tasbih yang berarti memuji dan mengingat Allah bukan?
Kesimpulan:
Yuk…edit dan sensor buku bersama anak.
Tak usah merasa sayang bukunya akan rusak atau kotor. Karena kita sedang menjaga agar anak kita tidak rusak dan kotor akhlaq dan pikirannya ^^.
Hadits-hadits yang berkaitan dengan buku di atas adalah sebagai berikut:
Suara katak adalah tasbih. لا تقتلوا الضفادع فإن نقيقها تسبيح “Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah tasbih.”(Riwayat Al-Baihaqi, no. 19166. Al-baihaqi mengatakan, Keterangan ini mauquf (keterangan sahabat), dan sanadnya sahih).
Hukum makan katak adalah haram. Karena sesuatu yang haram untuk dibunuh konsekuensinya haram untuk dimakan.
Hukum memakai jimat adalah haram karena bisa menjatuhkan seseorang dalam kesyirikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531).
Update Desember 2021: Sampai masa kembar, aktifitas ini masih terus dilakukan. Salah satu manfaat edit sensor, anak juga tahu penerapannya dalam praktek sehari-hari yang baik seperti apa. Contoh penerapannya ada di tulisan Sensitif dengan Kata Untung.
Ada bed time story, kita bikin saja bed time hadits :).
Sampai saat ini, salah satu cara yang kami gunakan untuk menyampaikan hadits kepada anak secara menyenangkan adalah membacakannya saat akan tidur. Tentu saja banyak juga moment lain yang kita bisa manfaatkan saat kegiatan sehari-hari. Karena pada dasarnya, semua amalan yang berkaitan dengan ibadah membutuhkan hadits sebagai dalil yang sahih. Sehingga amalan itu jelas sesuatu yang diperintahkan oleh Nabi sehingga bisa bernilai ibadah.
Sayangnya, kami sebagai orang tua juga belum banyak menghafal hadits secara teksnya. Dengan adanya bed time hadits ini, kita bisa membacakan lafal hadits yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta artinya. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan hadits yang sebenarnya ujung-ujungnya juga akan bercerita :).
Contohnya adalah salah satu hadits yang kami bacakan di bawah ini:
Biar Thoriq memperhatikan, malam itu saya bantu dengan menggambarkan 2 tokoh anak. Si A dan si B. Kalau anak A mencela orang tua B, biasanya yang terjadi anak B akan mencela pula orang tua si A. Jadilah ini yang dinamakan mencela kedua orang tuanya sendiri.
Gambar saya yang di atas, kemudian dikembangkan oleh Ziyad jadi seperti sebuah peperangan antar kelompok karena masing-masing person punya orang-orang yang membelanya. Sounds familiar eh? hehe…
Tampilan depan dan salah satu halamannya. Yang hadits tentang jangan mencela orang tua juga dari buku ini,
Daftar Isi. Hadits-hadits tersebut dikelompokkan menjadi 3 Bab.
Hadits-hadits dalam buku ini dikelompokkan menjadi 4 bab.
Bab 1: Sayangi Sesama
Contoh haditsnya adalah tentang:
Berakhlaq Mulia
Orang Penyayang Disayang Allah
Menyayangi Adik dan Menghormati Kakak
Tidak Menghina Orang
dst
Bab 2: Aku Anak Muslim
Muslim Pasti Masuk Surga
Muslim Tidak Kekal di Neraka
Sesama Muslim Bersaudara
Cinta Sesama Muslim
Berkatalah yang Baik
dst
Bab 3: Aku Bisa
Ilmu Memudahkan Jalan ke Surga
Kewajiban Menyebarkan Ilmu
Jawablah dengan Ilmu
Keutamaan Seorang Ulama
Menyukai Kebaikan
dst
Bab 4: Generasi Qur’ani
Keutamaan Belajar Al-Qur’an dan Mengajarkannya
Al-Qur’an Bacaan Mulia
Perumpaan Orang yang Tidak Menghafal Al-Qur’an
Keutamaan Membaca Al-Qur’an
dst
Judul Buku: Aku Anak Baik
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar
Penyusun: Abu Nadifa
Cover buku dan daftar isi buku “Aku Anak Saleh”
Contoh tampilan isi. Memang tidak semuanya isinya benar-benar hadits :). Karena Al-Qur’an dan Sunnah (hadits nabi) memang sumber landasan kita beramal salih.
Judul Buku: 42 Kisah Pilihan Hadits Arba’in untuk Anak
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar
Penyusun: Muhammad Yasir, Lc
Buku hadits mengadopsi hadits-hadits yang terdapat dalam kitab yang berisi 42 hadits karya imam An-Nawawi. Seorang ulama yang juga menulis kitab yang sangat bermanfaat dan kita kenal, yaitu kitab Riyadush Shalihin.
Dalam buku Hadits Arba’in untuk anak-anak, selain terdapat hadits, juga terdapat kisah yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabatnya yang masih berkaitan dengan hadits yang dibahas. Pun setelahnya juga diberikan pesan-pesan moral untuk anak sebagai pembaca.
Catatan:
Hadits yang disampaikan ke anak dan patut dijadikan dalil adalah hadits-hadits yang sahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. In sya Allah buku-buku yang kami tampilkan di sini memuat hadits-hadits dan kisah-kisah yang sahih – sebagian besar dibawakan oleh Bukhari dan Muslim -.
Termasuk salah satu kesalahan mendidik pada anak adalah memberi rasa takut yang tidak pada tempatnya pada anak. Salah satunya misalnya dengan berkata, “Nanti abi marah!” atau “Nanti ummi marah!”