Jadwal Nambah Hafalan dan Muroja’ah Thoriq

Waktu memutuskan mengeluarkan Thoriq dari pondok, salah satu yang dipikirkan tentu saja terkait hafalannya.

Ketika Thoriq masuk ke pondok, jumlah hafalannya lebih banyak daripada ketika Ziyad masuk pertama kali ke pondok. Secara kemampuan menghafal, aku pikir berarti dia bisa cepat dan biasanya insya Allah juga kuat. Ini dari pengalamanku menyimak dia sampai lulus SD.

Hafalan Thoriq terakhir dari belakang itu sampai surat Az-Zumar (± 8 juz). Dari depan sampai Ali Imron (± 4-5 juz). Total hafalan Thoriq yang di bawa dari rumah berarti sekitar ± 12 juz.

Baca selengkapnya Jadwal Nambah Hafalan dan Muroja’ah Thoriq

Cerita ke Toko Buku

Kemarin Sabtu 19 Oktober 2024, kami ke toko buku. Kata kami di sini sebenarnya perlu didetailin lagi. Banyak hal yang mau aku ceritain termasuk tentang “kami” di sini.

Buat mutusin “berangkat” dan “jadi” ke toko buku itu sebenarnya macem-macem pertimbangannya. Termasuk masalah biaya. Alhamdulillah baru-baru ini mereka dapat hadiah THR yang tertunda dari seorang sahabat. Aku tawarin ke anak-anak uangnya buat beli buku aja.

Mereka yang udah mulai besar dan udah milih-milih buku sendiri udah tahu kisaran harga buku berapa. Rezeki yang baru mereka dapat jadi penguat buat menjalankan rencana ke toko buku yang dari kemarin belum terwujudkan.

Aku sama Abang kalau bikin rencana tuh gak mau yang terlalu saklek banget. Diniatin tapi sama-sama “kita lihat situasi”. Hehehe. Jadi, yang berencana secara waktunya aku sama Abang aja. Gak disampaikan ke anak-anak. Biar kalau gak jadi ya gak kecewa, kalau jadi ya alhamdulillah.

Alhamdulillah, abis sholat ashar, Abang nanya, “Jadi gak ke toko buku?” “Ya ayo.” Tiga sekawan -Luma dan kembar- langsung seneng dengernya.

Dua Motor

Ya Allah, ternyata mau cerita ke toko buku aja, ada hal-hal yang perlu diceritakan supaya dapat gambaran di baliknya. Begitulah…Dalam hidup banyak faktor yang berpengaruh ke aktivitas hidup lainnya. Ini padahal baru satu kegiatan yang harapannya dilakukan bersama-sama.

Di rumah ada 2 motor alhamdulillah. Satu motor tua yang usianya udah >20 tahun, motor Karisma milik mertua dan satu motor Revo yang…ah ini ada ceritanya sendiri juga.

Kemungkinan untuk momen kaya gini, formasinya aku bonceng salah satu dari kembar dan Thoriq sedangkan Abang bonceng Luma dan salah satu dari kembar.

Tapi kalau gitu kan baru 3 + 3 = 6. Sedangkan kami bertujuh. Jadi gimana? 🙂

Dua Anak Bujang

Sebenarnya, aku berharap Ziyad ikut. Sama seperti dulu-dulu. Lagian kan buat variasi kegiatan dia.

Memori ke toko buku Toga Mas Januari tahun 2019

Memori ke toko buku Toga Mas Juli 2019

Pernah sekali berhasil dia ikut, dan itu dia naik gojek. Tapi dia gak tergerak. Karena dulu kami pernah ke toko buku Toga Mas pakai sepeda – karena sebenarnya ini memang cukup dekat ± 3,5 km-, aku motivasi Ziyad untuk naik sepeda. Tapi udah ketebak kalau dia kurang tertarik.

Ini sebenarnya bukan berarti dia gak suka ke toko buku. Tapi kalau ke toko bukunya harus effort naik sepedanya itu yang dia kurang tertarik. Akhir Agustus kemarin, karena ada buku yang pingin aku beli, aku nitip ke dia untuk beli di toko buku. Dia ke sana naik motor bareng Thoriq. Di sana dia malah beli buku bagus buat dia sendiri pakai duit dia sendiri, judulnya Psychology of Money.

Bukan juga dia gak suka naik sepeda. Karena ada momen lain dimana dia mau susah payah naik sepeda untuk bisa olahraga di lapangan Pemda yang lokasinya lebih jauh dari toko buku. Kompleks yaaa hehehe. Gitu yah ngadepin anak yang udah gede dan udah punya pertimbangan sendiri.

Baca selengkapnya Cerita ke Toko Buku

Satu Jalur Waktu

Masih ingat tulisan singkat aku ketika menceritakan tentang keputusan supaya Thoriq kembali belajar di rumah? Waktu itu aku sedikit menyebut tentang satu jalur waktu. Aku perjelas di sini.

Mungkin ketika kita memahami dan menyadari bahwa kita hanya punya satu jalur waktu dalam kehidupan, akan memudahkan ketika kita mau memutuskan sesuatu atau menentukan skala prioritas.

Dalam satu jalur waktu, kita tahu gak semua bisa dijalankan berbarengan. Badan kita juga gak bisa berada di dua tempat. Ketika memutuskan langkah kehidupan, yang perlu kita lihat adalah tujuan di depan yang mau kita capai. Tujuan ini bisa tujuan jangka pendek atau jangka panjang.

Contoh Keputusan Thoriq Kembali ke Rumah

Untuk Thoriq, ada tujuan jangka pendek yang hendak dicapai. Tapi…Kalau Thoriq tetap di pondok, maka sekitar 6 hari dia melalui berbagai hal di pondok. Bertemu dengan aku hanya sekitar satu hari -karena dijemput Sabtu sore dan diantar Ahad sore-. Biasanya pun, karena sudah menghabiskan waktu yang lama di pondok, ketika di rumah lebih ingin digunakan untuk santai.

Baca selengkapnya Satu Jalur Waktu

Anak-Anak dan TPA Ramadhan

Mau cerita yang lain-lain. Tapi ternyata banyak hal yang terkait dengan TPA Ramadhan ini. Biar bisa fokus ketika cerita tiap bahasan, jadi aku mau cerita tentang TPA Ramadhan dulu.

Di Kampung kami ini, setiap Ramadhan, di masjid dekat rumah, diadakan TPA tiap sore. Semuanya senang karena anak bisa menghabiskan waktu di sore hari dengan kegiatan bermanfaat sambil menunggu waktu berbuka.

Di sana juga, jadinya semua anak di kampung ini benar-benar berkumpul. Lebih banyak dari hari-hari TPA di bulan lainnya.

Ada hal lain yang menarik buat mereka. Setiap pulang dari masjid, mereka akan mendapatkan kotak makan takjil untuk berbuka. Biasanya berisi nasi lauk pauk dan minuman.

Baca selengkapnya Anak-Anak dan TPA Ramadhan

Ngerasain Pelit

Alhamdulillah tahun ini, TPA Ramadhan ada lagi di masjid kampung ini.

Kali ini, Luma udah ikutan secara mandiri ❤️. Alhamdulillah.

Setiap pulang, anak-anak TPA bawa kotak makan takjil.

Luma selalu makan bertiga sama adik kembar, Masya Allah tabarokallah.



Kemarin, ujian untuk berbagi — yang sebenarnya lebih mudah — terjadi ke semua anak kecuali Ziyad karena dia masih di masjid.

Baca selengkapnya Ngerasain Pelit

Ketika Kembar Ikut ke Progo

Kemarin, tanggal 11 April 2022, alhamdulillah akhirnya dapat momen tepat buat keluar rumah. Makanan buat buka udah selesai. Gak hujan. Bertepatan dengan Thoriq dan Luma yang ikut ke TPA yang diadain tiap sore selama bulan Ramadhan.

Jam 4-an aku bilang ke Abang, “Yuk, ke Progo sekarang. Bisa gak?”

Karena beberapa hari yang lalu, udah sempat ada kejadian yang menunjukkan aku tuh udah lama banget gak keluar yang sifatnya buat narik napas dari segala rutinitas, Abang tanpa ragu juga nge-iya-in.

Alhamdulillah, tahun ini, benar-benar menunjukkan akan berakhirnya pandemi. Kami yang udah melalui beberapa sakit yang mengarah ke kena si virus, juga insya Allah gak sestrict dulu 1,5 tahun awal pandemi berlangsung.

Baca selengkapnya Ketika Kembar Ikut ke Progo

Wadi, Madzi dan Mani

Lagi dijelasin tentang wadi dan madzi. Ga kerekam dari awal tapi :). Ini juga aku ngerekamnya berusaha gak ganggu dan mutus Abang yang lagi nerangin.

Penjelasan penting untuk anggota keluarga karena berkaitan dengan najis.⁣
Najis yang kemungkinan menempel di pakaian dan ga disadari.⁣⁣
Kalau najis di kaki atau tangan, biasanya masih kelihatan dan disadari untuk dibersihkan. ⁣


Tapi kalau wadi dan madzi bisa jadi ga disadari kalau belum punya pengetahuan tentang ini. ⁣⁣
Kita muroja’ah sedikit pengetahuan tentang ini ya :).⁣⁣
⁣⁣

WADI⁣⁣

adalah cairan putih keruh yang muncul tanpa syahwat. Biasa keluar sebelum atau setelah kencing, pup, mengangkat beban berat atau kelelahan.⁣⁣


Wadi itu najis dan wajib dibersihkan. Amannya kalau perempuan misal ga sadar, ganti aja celana dalam misal dalam kondisi lelah (safar dll).⁣⁣


MADZI⁣⁣

adalah cairan bening, lengket, mirip air liur yang tanpa buih. Madzi keluar karena syahwat. ⁣⁣

Madzi itu najis dan wajib dibersihkan. ⁣⁣

>>⁣

Konteks membersihkan najis wadi dan madzi ini terutama ketika akan melakukan ibadah seperti sholat atau membaca Al-Quran ya. ⁣⁣

Karena wudhu tapi kalau masih ada najis yang melekat ini maka tetap perlu dihilangkan najisnya. ⁣⁣

MANI⁣⁣

Kalau ini cairan berwarna putih kental. Keluar karena syahwat. Biasanya disertai rasa lemas setelah keluar.⁣⁣
⁣⁣
Mani tidak najis.⁣⁣
⁣⁣
TAPI…⁣⁣
Untuk pasangan suami istri, biasanya mani akan keluar setelah berhubungan⁣.⁣
Dan saat berhubungan, pasti diawali adanya madzi.⁣⁣
⁣⁣
Jadi, amannya, seluruh area dan pakaian ⁣
saat itu dibersihkan agar bersih dari najis madzi ☺️.⁣⁣
⁣⁣
Semoga bermanfaat.⁣⁣
@cizkah⁣⁣
⁣⁣
#wadi #madzi #mani #najis #islam #sunnah #catatancizkah⁣⁣ #limaanakhomeschooling #parentingislam
⁣⁣
⁣⁣
⁣⁣- Versi Instagram

Cerita Sunat Thoriq (Metode Tradisional)

Tunda Sunat

Sebenarnya, niat untuk sunat Thoriq itu, sudah ada dari dia usia 6 tahun. Inginnya sama seperti Ziyad dulu. Sebelum masuk masa mulai sholat di masjid usia 7 tahun, biar dzakarnya sudah bersih dari najis.

Nah, tapi kan skenario kami berubah seiring hadirnya si kembar wehehe.

Thoriq lahir tahun 2011. Kembar lahir tahun 2016.

Dulu, pas masanya Luma, sebenarnya punya niat kalau punya anak laki-laki lagi, pingin sunat anak pas masih kecil aja. Kayanya dari cerita orang-orang jadi gak terlalu repot.

Baca selengkapnya Cerita Sunat Thoriq (Metode Tradisional)

​Thoriq Belajar Bilangan Romawi

Tadi pas lihat next exercise tentang Romawi, rasanya mau skip aja. Tapi cobalah.  Karena aku pikir cuma I, V sama X.

Terus aku kasih catatan di yellow notes paper di meja sambil ngajarin dia.

I : 1 (Nilainya lho.. Aku bilang. Maksudnya bukan berarti angka 1)
V: 5
X: 10

Trus aku jelasin dikit. Tiga tuh begini, sambil nulisin i tiga kali.  Kalo v dikanan i nambah jadi 6. V kalo dikiri i berarti berkurang 1 jd 4. Terus aku ke kamar, ninggalin dia, krn nenenin sambil nyimak Ziyad setoran hafalan.

Baca selengkapnya ​Thoriq Belajar Bilangan Romawi

Bintang Laut Halal Gak Mi?

Kalo Thoriq udah bangun itu…obrolan khasnya itu, kalo gak mainan ya makanan.

Dari kemarin lagi “booming” banget nanya terus “Boleh gak makan… (random..segala macam binatang yang ada di laut :D)?”

Mulai dari ikan paus, hiu, ubur-ubur, dll dll.

Padahal udah berkali-kali juga mah dijawab. Semua yang ada di laut HALAL. Tapi kalo binatangnya berbahaya, beracun, ya gak boleh dong di makan. Ngapain juga makan ikan Fugu tapi beresiko keracunan. Iya gak?

Terus, tadi malam masih juga tuh nanya. Masih pengen banget kayanya makan bintang laut.

“Mi, Jualannya dimana?”

“Gak ada yang jual?” ini jawabnya nyambi-nyambi kerja depan laptop.

“Terus tokonya dimana Mi?”

Lah…belum paham dia. “Gak ada yang juall… (dengan penekanan)”.

Abang udah ketawa aja samping aku. Meja kerja kita emang sekarang aku setting sebelahan.

Terus pembicaraan masih berlanjut sebentar tuh.

Kalo kata abang sih, di daerah tempatnya ust Abduh (gunungkidul), itu banyak orang jual gurita. Kan tim Yufid pas syuting disana sempat juga makan. Kalo cumi-cumi aja mahal, kayanya bisa ketebak deh gurita lebih mahal lagi. Hmm…kenapa jadi pingin juga ya :D. Ngebayangin klenyer-klenyer…

 

 

Janda…

buku-hewan-merayap-cizkah-homeschoolingAnak-anak lagi asyik lagi baca buku yang satu ini. Ini buku belinya diskonan di gramedia. Dan paling senang banget deh kalo beli buku diskon terus ternyata isinya bUAGus banget masya Allah. Dari awal beli, ni buku gak bosan-bosan dilihat sama anak-anak. Sampai akhirnya aku solasiin semua covernya. Soalnya udah mulai sekarat, kalo diplastikin tetep bakal letoy cepat rusak.

Nah…pas bagian si laba yang satu ini nih. Kemarin timbul pertanyaan. Kan Thoriq lagi suka nanya arti satu suku kata. Dia udah tahu kalau laba-laba yang ini namanya Laba-Laba Janda Hitam.

laba-laba janda hitam
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Latrodectus_hesperus_(F_Theridiidae).jpg

Baca selengkapnya Janda…

Saudi Arabica

Thoriq…dah 5 tahun (secara kalender hijriah). Tapi dari tingkahnya…ya gitu..hehe..Masih suka bikin ketawa. Walau udah mulai sering juga bikin ngelus dada :D. Tapi intinya sih, dia masih fase anak-anak balita banget.

Celetukan-celetukannya masih sering bikin kami cekikikan.

Contohnya pas kejadian kami lagi makan es alpukat bareng. Dikerok-kerok sendiri, kasih susu, gula..hmm…

“Mi..saudi arabica tuh dimana sih?”

Hag hag hag. Mungkin sering denger aku sama abang kalo lagi ngomongin kopi. Disamping dianya juga suka banget sama kopi.

“Arabica mah kopi Thoriq…”  sambil cekikian.

Kejadian lain pas pagi-pagi dia baru bangun. Terus dia megang bagian sensitifnya. Aku sama abang yang lagi deket dia juga kebetulan ngeh.

“Mikir apa Thoriq?” aku tanya dia. Thoriq itu kalo mikir kelihatan. Posisi kepalanya tuh agak miring dan seperti ngelirik.

“Mi..ini isinya apa sih?” Hahaha…

“Darah”, kata abang.

Dia masih heran dan mengulang pertanyaan yang sama beberapa kali. “Isinya apa sih?” Maksudnya mungkin, ko darah bisa keras. Aku bilang aja, “Ya darah..kalo darahnya lagi ngalir deras, biasanya jadi keras. Kalo dingin juga. Kalo pagi-pagi juga.”

Dan diskusi selesai sampai disitu hihihi.

Belajar Masak Secara Bertahap

Segala sesuatu, enaknya belajar secara bertahap. From the basic.
Pun dalam hal memasak.
Dan aku pun mengajarkan anak-anak secara bertahap. Gak langsung disuruh masak yang tingkat kesulitannya, untuk seorang wanita baru menikah juga mungkin masih error error :D.
Untuk Ziyad, waktu itu dimulai dengan hal sederhana banget.

Belajar menyalakan dan mematikan kompor.

Sederhana banget ya. Ini tapi berasa banget manfaatnya buat aku, dan buat mereka tentunya hehe. Ketika aku lagi sibuk nenenin Luma atau aktifitas rumah tangga lainnya, aku bisa minta tolong dia matiin kompor.

Biasanya matiin pas bunyi ceret tanda air udah mendidih. Iya, sampai sekarang aku masih minum pakai air rebusan :). Gak tergantung sama galonan alhamdulillah. Alhamdulillah dimudahkan dengan air yang mengalir jernih (bukan PAM).

Baca selengkapnya Belajar Masak Secara Bertahap

Busa

Percakapan lain dengan Thoriq yang menyadarkan aku tentang kata yang sama secara huruf dan fonetiknya tapi bedaaa banget artinya. Hayo apa istilah bahasa Indonesianya. Homofon, homograf atauu…?

Weekend kemarin aku sempat beli busa tipis berwarna putih. Niatnya sih untuk dalaman tas yang pingin aku jahit. Terus Thoriq pegang-pegang busa itu sambil tanya, “Ini apa Mi?”

“Busa”

“Busa?” dia mengerenyitkan alis.

“Yang kaya di kamar mandi itu?”

He? Langsung berpikir cepat. Ohhhh…langsung ketawa aku. “Ya ya…itu beda sayang busanya. Tapi namanya sama.”

*Thoriq 4 tahun 4 bulan

22 Rajab 1436/11 Mei 2015

Proses Thoriq Belajar Menulis (4 tahun)

latihan menulis latin
Salah satu gambar thoriq, terinspirasi game piggy yang merakit-rakit berbagai komponen biar jadi kendaraan. Lihat berbagai garis yang bisa menjadi dasar untuk sebuah huruf 🙂

Pada dasarnya, aku masih menggunakan cara yang sama seperti pas ngajarin Ziyad dulu. Dalam arti, gak banyak materi (formal) yang diajarin. Fokus.

Menulis, adalah sebuah aktifitas yang membutuhkan effort yang cukup besar dari seorang anak. Apalagi di usia balita heheh.

Jadi, sampai saat ini, sebenarnya aku gak pernah “menugaskan” Thoriq untuk belajar menulis.

Model belajar kami di rumah – terutama untuk usia balita –  adalah unschooling. Unschooling itu secara mudah bisa dipahami proses belajar tanpa kurikulum tertentu – yang biasanya ada jadwal terstrukturnya setiap hari – .  Model unschooling, anak dibiarkan explore belajar. Tapi bukannya dibiarkan tanpa aturan dan tanpa arahan atau sampe sama sekali gak ada acara “dibimbing dan diajarkan” :). Aku merasa cocok dengan model ini, karena sejatinya, setiap hal bisa dijadikan pelajaran. Dan kita belajar itu untuk diamalkan dalam kehidupan.

Baca selengkapnya Proses Thoriq Belajar Menulis (4 tahun)